Janin Tidak Berkembang – Kehamilan merupakan hadiah terbaik bagi para orang tua yang menantikan kehadiran si kecil.
Namun, tidak semua kehamilan bisa berjalan dengan mulus seperti yang seharusnya. Ada banyak kasus ibu hamil yang justru kehilangan kesempatan untuk memiliki sang buah hati.
Nah, salah satu penyebab hilangnya kesempatan tersebut adalah karena janin yang tidak bisa berkembang dengan sempurna.
Tahukah Mommy mengenai janin yang tak berkembang ini?
Oleh karena itu, OKEMOM.COM akan memberikan informasi pembahasan mengenai janin tidak berkembang. Supaya nantinya, Mommy bisa mendapatkan penanganan lebih cepat dan tepat dari sang ahli.
Maksud dari Janin Tidak Berkembang
Selama ini sebenarnya tidak ada sebuatan janin tidak berkembang dalam dunia medis. Kondisi tersebut biasanya disebut dengan kehamilan kosong atau blighted ovum.
Janin tidak berkembang terjadi saat sel telur yang sudah terbuahi di rahim, tidak berkembang ke tahahp selanjutnya yakni menjadi embrio.
Ada beberapa penyebab yang bisa memicu kehamilan kosong, salah satunya adalah gaya hidup ibu hamil yang tidak sehat.
Namun walaupun begitu, peristiwan kehamilan kosong terjadi bukan tanpa ada gejala atau tanda-tanda dulu sebelumnya. OKEMOM telah merangkum menjadi 5 tanda atau gejala yang biasanya muncul pada janin tidak berkembang.
Tanda atau gejala yang muncul
Seperti yang sudah sebelumnya, janin tidak berkembang terjadi akibat sel telur tidak menjadi embrio.
Walaupun embrio tidak bisa terbentuk, tetapi kantung kehamilan di rahim tetap terbentuk dan hCG juga juga tetap di produksi.
Bahkan hal tersebut bisa mengakibatkan ibu hamil mengalami tanda awal keguguran. Berikut beberapa gejala atau tanda yang mungkin terjadi, di antaranya:
1. Muncul rasa kram tak tertahankan
Kram memang merupakan hal yang sangat wajar terjadi selama masa kehamilan.
Akan tetapi, jika kram yang muncul telah melewati batas normal dan semakin parah, kondisi tersebut bisa saja malah membahayakan janin dan ibu yang mengandungnya.
Sebab, kram yang hebat bisa menandakan bahwa kontraksi yang mendorong janin menjauh dari rahim.
2. Pecahnya ketuban
Biasanya peristiwa ketuban pecah terjadi menjelang hari-hari persalinan akan tiba.
Lalu, bagaimana jika ketuban pecah saat usia kehamilan jauh dari persalinan? Hal tersebut bisa menjadi salah satu tanda bila pertumbuhan janin telah berhenti.
Oleh karena itu, apabila terjadi ketuban pecah dini, segera pergilah ke dokter untuk mendapatkan penanganan khusus.
3. Detak jantung janin berhenti
Umumnya pada usia kehamilan 9 minggu sampai 10 minggu, embrio telah tumbuh menjadi janin.
Saat itu jugalah detak jantung sang calon buah hati mulai bisa terdengar. Tetapi sayangnya, ada beberapa kasus di mana detak jantung tidak bisa terdengar karena posisi bayi atau penempatan plasenta.
Hal tersebut jugalah yang juga menunjukkan pertanda bahwa janin telah berhenti berkembang.
Jadi, tetap perhatikan kondisi kesehatan janin ya, Mom.
4. Terjadi penurunan hCG
HCG atau Human Chorionic Gonadotropin merupakan hormon alami yang memang diproduksi oleh tubuh saat masa kehamilan.
Umumnya hCG bisa terdeteksi dari test pack yang Mommy pakai untuk mengecek kehamilan di rumah.
Fluktuasi pada hCG memang pada dasarnya normal terjadi, namun bila penurunannya di bawah batas normal yang sudah ada, maka hal tersebut patut Mommy curigai alasannya
5. Intrauterine Growth Restriction (IUGR)
IUGR adalah kondisi ketika janin tidak tumbuh dengan berat badan normal selama kehamilan.
Kondisi tersebut bisa menimbulkan risiko berhenti berkembangnya si janin di dalam perut Mommy.
Saat kehamilan kembar juga jika salah satu janin menderita IUGR, hal tersebut terjadi akibat plasenta yang tidak melakukan tugasnya.
Dan hasilnya, janin dapat berhenti tumbuh dan keguguran bisa menjadi risiko yang akan muncul.
Penyebab tidak berkembangnya janin
Tidak mungkin ada api jika tidak ada yang memicunya. Berikut 5 penyebab yang berpengaruh pada tidak berkembangnya janin secara optimal.
1. Tanda kehamilan kembar
Dalam kasus tertentu, hamil anak kembar terkadang tidak semulus yang kita kira, sering kali perkembanagan janin tidak melaju dengan normal seperti seharusnya.
Hal tersebut bisa terjadi akibat salah satu faktor yakni plasenta yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen secara optimal.
Saat plasenta tidak mampu untuk melakukan pekerjaannya, maka kesehatan janin pun bisa terancam, Mom.
Bukan hanya itu saja, kehamilan kembar juga berisiko mengalami preeklampsia.
2. Preeklampsia
Mommy pernah pergi melakukan kontrol kesehatan selama kehamilan, bukan? Apakah di sana dokter selalu memeriksa tekanan darah saat Mommy?
Tindakan tersebut punya alasan, lhoo.
Dokter melakukan hal tersebut untuk mengetahui apakah ada risiko peningkatam tekanan darah saat hamil atau preeklampsia pada Mommy.
Jika preeklampsia timbul, ini bisa menyebabkan pembuluh darah menjadi mengecil dan mengerut. Kemudian kondisi tersebut akan memegaruhi pertumbuhan janin karena ada batasan aliran darah ke plasenta.
Janin yang seharusnya mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup menjadi berisiko mendapatkannya lebih sedikit dari batas normal.
Sehingga ini bisa menyebabkan tidak berkembangnya janin di dalam perut.
3. Sedikitnya air ketuban
Cairan ketuban sama pentingnya dengan plasenta untuk janin.
Oleh sebab itu, saat tingkat cairan terlalu sedikit atau oligohidramnion terjadi, salah satu risiko kondisi tersebut adalah janin yang tidak bisa berkembang.
Oligohidramnion bisa terbentuk karena banyak alasan, yakni salah satunya adalah gaya hidup yang buruk dan berpengaruh pada kesehatan Mommy.
4. Gaya hidup yang buruk
Salah satu studi menunjukkan bahwa gaya hidup serta kebiasaan saat hamil memiliki efek jangka panjang bagi janin yang ada di kandungan.
Para penelitian juga menunjukkan kebiasaan ibu hamil yang merokok, meminum minuman alkohol, dan tidak menjaga pola makan yang baik bisa memperbesar kemungkinan janin Mommy tidak berkembang dengan semestinya.
Selain wajib hukumnya Mommy mengonsumsi asam folat saat di trimester pertama. Sebab, asam folat sangat mempunyai peran penting dalam proses pertumbuhan janin.
Mulailah hidup sehat mulai sekarang ya, Mom.
5. Masalah pada kromosom
Masalah kromosom atau genetik ini bisa membuat janin juga tidak berkembang secara normal.
Banyak faktor yang mendukung permasalahan ini, salah satunya adalah adanya masalah genetik pada kualitas sel sperma atau sel telur pada Mommy dan Daddy.
Itulah beberapa informasi mengenai janin tidak berkembang yang harus Mommy ketahui.
Jadi, apa Mommy sudah memeriksakan kandungan ke dokter?