OKEMOM – Seiring berjalannya waktu, perkembangan media sosial selalu memberikan berbagai fitur baru. Contohnya seperti mengunggah foto atau video.
Fitur ini sangat membantu kita untuk tetap berkomunikasi dan mengetahui keadaan orang lain. Namun, hal tersebut tidak selamanya baik, Mom.
Terdapat risiko timbulnya rasa cemas atau khawatir karena belum bisa mencapai apa yang telah orang lain lakukan. Nah, peristiwa inilah yang kerap disebut fear of missing out (FOMO).
FOMO adalah situasi yang mengacu pada perasaan cemas atau takut jika orang lain mempunyai hidup lebih baik. Akibatnya, banyak orang tidak bersyukur atas pencapaiannya.
Karena perasaan cemas tersebut, FOMO pun dapat berdampak pada kesehatan mental sosial. Berikut OKEMOM rangkum informasinya.
Bahaya FOMo ciptakan kecemasan sosial
Pada dasarnya, istilah FOMO bukan hal baru, melainkan sudah ada sejak dulu. Namun, semenjak adanya media sosial, fenomea tersebut terlihat semakin parah.
Seperti kita tahu media sosial sangat mudah memberikan informasi seseorang dan dapat diakses oleh hampir semua orang.
Di sisi lain, media sosial bagus seagai tempat silaturahmi secara daring. Namun faktanya, hal tersebut tak selalu baik dampaknya bagi kehidupan sosial. Sebab, tak jarang warganet yang suka membandingkan kehidupannya yang terasa biasa dengan orang lain yang terlihat lebih mewah.
Kondisi ini pun akan semakin memburuk ketika menimbulkan masalah psikologis seperti merasa cemas atau stres.
Bukan hanya berdampak negatif pada kehidupan sosial, FOMO juga berisiko menyebabkan keuangan jadi tak stabil karena belanja atau investasi yang sedang tren.
Hal itu dilakukan agar terlihat tidak ketinggalan zaman atau informasi. Dalam kasus tertentu, bahkan FOMO dapat membuat seseorang bertindak di luar batas.
Ia bisa melakukan hal nekat seperti menyebarkan berita atau informasi palsu agar terlihat tak ketinggalan zaman. Fenomena ini banyak terjadi di kalangan anak muda sekarang.
Tanda seseorang mengalami FOMO
Salah satu studi pada anak remaja di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 24 persen di antaranya menghabiskan waktu lebih banyak di media sosial.
Tentu hal ini mengkhawatirkan mengingat penggunaan gadget pada anak di Indonesia lebih tinggi dari Amerika Serikat.
Untuk itu, Mom wajib tahu apa saja tanda seseorang mengalami FOMO agar bisa mendapatkan perawatan dini. Berikut rangkumannya.
- Terlalu aktif di media sosial.
Tanda ini paling terlihat dari orang yang mengalami FOMO. Ia akan lebih sering menghabiskan waktu dengan media sosialnya daripada berkomunikasi langsung.
- Tak ingin berpisah dari gadget
Karena takut tertinggal informasi, maka orang yang mengalami FOMO enggan berpisah dari gadgetnya. Bahkan, dalam beberapa menit Ia bisa membuka gadget untuk melihat apakah ada informasi baru.
- Obsesi dengan kehidupan orang lain
Hidup seseorang yang lebih baik akan menimbulkan kecemburuan sosial tinggi pada orang dengan gejala FOMO. Ia akan terus membandingkan pencapaiannya dengan orang lain sampai merasa puas atau lebih berhasil.
Cara mengatasi fenomena FOMO
Meski terbilang mengkhawatirkan, bukan berarti FOMO tidak bisa kita sembuhkan. Terdapat beberapa tips untuk mengatasi kondisi kecemasan akibat FOMO ini, yaitu:
- Mengubah fokus ke arah lebih positif dan bermanfaat,
- Membuat catatan atau diary untuk mengungkapkan perasaan,
- Bangun hubungan dengan orang di kehidupan nyata, dan
- Bersyukur.
OKEMOM, itulah informasi umum mengenai apa itu FOMO, bagaimana ciri-ciri dan mengatasinya. Semoga bisa menjadi panduan Mom untuk terhindar dari bahaya FOMO untuk kecemasan sosial, Mom.
Apabila merasa masih belum mampu mengatasinya, silahkan lakukan konsultasi ke psikolog untuk mendapat perawatan lebih tepat.
ARTIKEL MENARIK LAINNYA
- Mengenal Panic Disorder: Gangguan Mental yang Sering Urban Society Alami
- Ini 5 Gangguan Kesehatan Mental yang Sering Dialami Perempuan
- Waspadai 7 Gangguan Mental Paling Sering Dialami Anak
- Dampak Bullying Terhadap Kesehatan Mental Anak, Jangan Dianggap Sepele
- Picu Stres Sampai Depresi, 5 Kebiasaan Ini Dapat Menurunkan Kesehatan Mental