Salah satu isu kesehatan mental yang banyak dialami masyarakat urban adalah mental breakdown. Siapa saja punya risiko mengalaminya, kenali gejala hingga cara mengatasi mental breakdown yuk, Mom.
Isu mengenai masalah kesehatan mental tidak lagi tabu untuk dibicarakan. Kesadaran masyarakat akan masalah kesehatan mental kini semakin meningkat.
Tidak jarang juga, orang-orang mau melakukan konsultasi ke psikolog untuk mendapatkan diagnosa dan solusi atas masalahnya.
Selain gangguan mental yang berat seperti DID, bipolar, atau skizofrenia, kini masyarakat pun tak segan untuk membicarakan tentang kesepian atau stres.
Nah, OKEMOM akan membahas satu masalah kesehatan mental yang sering menimpa pekerja ini. Sudah pernah dengar belum? Kalau belum, yuk simak pembahasan lengkapnya.
Sebenarnya apa sih mental breakdown itu?
Mental breakdown atau nervous breakdown adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi disaat seseorang mengalami gejala stres berlebihan.
Akibatnya, seseorang dengan mental breakdown tidak dapat menjalankan aktivitasnya secara normal.
Mental breakdown umumnya terjadi pada para pekerja. Hal itu terjadi karena tuntutan pekerjaan yang kelewat batas serta lingkungan kerja yang tak kondusif.
Ada beberapa hal yang mendorong seseorang mengalami masalah kesehatan mental ini.
Penyebab mental breakdown
Nervous breakdown biasanya terjadi karena ketidakmampuan seseorang dalam menangani tingkat stres yang mereka alami.
Faktor pendorong lainnya yaitu:
- Terkejut dengan perubahan kehidupan
- Memiliki kejadian traumatis
- Stres karena pekerjaan terus menerus
Orang yang kesulitan untuk menangani faktor pendorong di atas, kencenderungan akan lebih mudah mengalami mental breakdown.
Gejala yang terasa
Nah, biar lebih mengenal jauh tentang penyakit ini, berikut gejala yang biasa muncul.
Mengalami anxiety bahkan depresi
Gejala ini memang terlihat mirip dengan anxiety atau cemas berlebihan. Seseorang bisa menangis atau cemas tanpa sebab apa pun.
Penderita gangguan ini,sering sekali menyalahkan diri atas semua hal yang terjadi di sekitar.
Sulit berkonsentrasi
Banyak dari penderita gangguan mental yang mengalami gejala seperti ini. Sebenarnya, hal itu terjadi karena otak kita memang mengalami penurunan fungsi ketika bersedih.
Namun, apabila sedih berkepanjangan, efeknya sangat tidak baik. Si penderita dalam kasus parah, dapat mengalami disorientasi yakni kebingungan atau penurunan kesadaran.
Siklus tidur berantakan
Pola tidur tidak teratur, sering kali menjadi ciri adalah kesehatan mental terganggu tidak terkecuali nervous breakdown. Si penderita bisa saja memiliki waktu tidur yang sedikit atau pun sebaliknya.
Kebanyakan orang dengan mental illness akan “melarikan diri” dari masalahnya melalui tidur. Tetapi, justru merasa gelisah atau cemas di malam hari yang menyebabkan mereka sulit tidur atau imsonia.
Cara menangani gejala
Sebelum menemui psikolog atau psikiater, beberapa cara di bawah ini menjadi pertolongan sementara untuk membantu meringankan dampak negatif mental breakdown.
- Sering-sering melakukan pemanasan ringan, misalnya berjalan-jalan atau jogging selama 3 menit di sekitar rumah
- Hindari alkohol, narkoba, kafein atau makanan yang mampu menimbulkan stres pada tubuh
- Bernapaslah dengan perlahan saat stres atau tertekan
- Bercerita pada orang terdekat mengenai masalah yang terjadi
Well, dari paparan gejala di atas, apakah merasakan ada salah satu gejala pada diri Mom? Jika ada, bukan berarti boleh melakukan self diagnose ya, Mom. Berkonsultasilah ke ahlinya untuk mendapatkan analisis serta penanganan yang tepat.
Artikel ini sudah ditinjau oleh Ikhsan Bella Persada M.Psi