OKEMOM – Pandemi belum usai. Beberapa varian baru virus corona terus bermunculan, salah satunya yaitu strain B.1617.2 atau virus delta. Virus corona varian delta ini telah menyebar hingga ke lebih dari 80 negara di dunia, termasuk Indonesia.
Adanya varian baru virus delta membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukkannya ke dalam daftar variant of concern (VOC) atau varian virus corona yang perlu diwaspadai pada 11 Mei 2021.
Selengkapnya, simak deretan fakta seputar varian Covid-19 delta yang kabarnya lebih ganas dari corona biasa, dirangkum OKEMOM dari berbagai sumber.
1. Mutasi dari varian delta
Melansir Deutsche Welle, varian delta pertama kali ditemukan di negara bagian Maharashtra di India pada Oktober 2020. Sejak itu, menyebar luas ke seluruh India dan dunia.
Sejauh ini, WHO telah mengidentifikasi empat jenis VOC, yakni alfa (B.1.1.7), beta (B.1.351), gamma (P.1) dan delta. Varian delta memiliki banyak mutasi. Akan tetapi para ilmuwan tidak mengetahui fungsi pasti dari mutasi ini.
“Ada kemungkinan virus mengikat sel manusia dan membantu virus melarikan diri dari beberapa respon imun,” kata Deepti Gurdasani, ahli epidemiologi klinis di Queen Mary University of London, dikutip dari laman Deutsche Welle, Selasa (22/6).
2. Beda varian delta dan delta plus
Menurut laporan dari sublineage, delta plus atau AY.1 lebih menular dan ganas daripada varian delta. Varian ini memiliki mutasi K417N seperti pada varian beta yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.
Meski sedikit berbeda, dua varian delta ini dinilai paling berbahaya karena mereka mampu bermutasi dan dapat membuat strain cepat menular.
Gejala yang ditimbulkan varian delta mengarah ke sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek hingga hilang penciuman, demam dan pada beberapa kasus ada yang mengalami batuk berat. Namun dari kasus pasien di dunia, gejala akan memburuk lebih cepat bila tidak ditangani.
3. Lebih cepat menular dari varian lain
Berdasarkan data penelitian Public Health England (PHE), lembaga eksekutif departemen kesehatan di Inggris, menemukan bahwa varian delta dikaitkan dengan peningkatan 64 persen penularan, bila dibandingkan dengan varian alfa (B.1.1.7).
Dibandingkan dengan alfa, varian delta lebih cenderung menyebabkan seseorang dirawat di rumah sakit.
4. Satu dosis vaksin kurang efektif
Dari laman Gavi The Vaccine Alliance, vaksin Pfizer-BioNTech memiliki keefektifan 94 persen setelah penggunaan satu dosis dan 96 persen efektif setelah dua dosis.
Sedangkan, untuk vaksin AstraZeneca, tingkat keefektifannya mencapai 71 persen setelah satu dosis dan meningkat 92 persen setelah dua dosis.
Kemanjuran terhadap penyakit simtomatik dari varian delta untuk Pfizer-BioNTech adalah 36 persen setelah satu dosis dan 88 persen setelah dua dosis. Sementara AstraZeneca 30 persen setelah satu dosis dan 67 persen setelah dua.
Namun, ini bukan berarti tidak perlu perlindungan ketat setelah vaksinasi. Tetap terapkan aturan menjaga jarak 1,5 meter, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih, dan memakai masker. Hindari bepergian ke daerah lain selama pandemi.
5. Orang berusia muda rentan terserang
Di Inggris, strain delta kini telah menggeser popularitas strain alfa yang sebelumnya menjadi salah satu strain paling mendominasi di negara itu. Bahkan, kasus positif Covid-19 dari mutasi varian baru virus corona ini terus meningkat.
Adanya peningkatan kasus menjadi kekhawatiran tersendiri. Mengingat kemampuan infeksi strain delta disebut lebih mudah menyerang usia muda, dalam hal ini remaja dan anak-anak.
Menurut laporan PHE peningkatan kasus Covid-19 pada anak-anak seiring dengan peningkatan infeksi strain delta di tengah masyarakat dunia saat ini.
Dengan fakta di atas, mom perlu lebih waspada menjaga diri dan keluarga di rumah akan bahaya virus corona varian delta. Pastikan selalu mematuhi protokol kesehatan.
Jangan Anggap Remeh! Kenali Ciri Gejala Virus Varian Delta
Sampai saat ini varian baru virus corona terus bermunculan, salah satunya yaitu strain B.1617.2 atau lebih dikenal dengan virus delta. Varian delta pertama kali ditemukan di negara bagian Maharashtra di India pada Oktober 2020 lalu dan kini telah menyebar hingga ke lebih dari 80 negara di dunia, termasuk Indonesia.
Masuknya varian virus delta di Indonesia menyebabkan kasus Covid-19 kian melonjak drastis. Bahkan, kabarnya varian delta ini lebih mudah menular dibandingkan dengan varian alpha dan beta.
Zubairi Djoerban, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia mengatakan bahwa varian delta bisa menular hanya dalam hitungan detik saja. Adanya fakta tersebut pun telah diselidiki oleh pemerintah Australia terkait penularan virus delta yang terjadi di pusat perbelanjaan Bondi Junction Westfield.
Bahkan, Ahli virologi Universitas Griffith Lara Herrero mengatakan bahwa Ia mendapatkan momen transmisi virus delta yang mampu bertahan di udara cukup lama sehingga seseorang bisa menghirupnya dan terinfeksi.
Tak hanya itu, menurut beberapa ahli, varian delta ini juga memiliki kemampuan lebih cepat untuk memicu pasien yang terinfeksi mengalami gejala yang lebih berat.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui ciri dari gejala Covid-19 varian delta berikut ini. Simak sampai tuntas, ya!
Gejala Covid-19 yang umum terjadi
Setiap orang yang terinfeksi Covid-19 sebenarnya memiliki gejala yang berbeda-beda. Mulai dari gejala ringan, sedang, hingga gejala berat. Menurut WHO, gejala Covid-19 yang paling umum diantaranya demam, batuk kering, hingga kelelahan.
Sedangkan, gejala yang jarang terjadi meliputi rasa tidak nyaman dan nyeri, nyeri tenggorokan, diare, konjungtivitis (mata merah), sakit kepala, hilangnya indera perasa atau penciuman, ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari tangan atau jari kaki
Untuk gejala seriusnya biasanya seseorang akan mengalami beberapa kondisi, seperti kesulitan bernapas atau sesak napas, nyeri dada atau rasa tertekan pada dada, hingga hilangnya kemampuan berbicara atau bergerak.
Sebagian besar orang yang mengalami gejala ringan hingga sedang bisa segera pulih dengan melakukan perawatan sendiri tanpa perlu dirawat di rumah sakit.
Gejala Covid-19 varian delta
Melansir dari Theguardian, Profesor Epidemiologi Genetika di King’s College London, Tim Spector mengatakan bahwa gejala yang timbul akibat infeksi varian delta terasa seperti halnya mengalami flu yang parah.Â
Selain itu, banyak penderita Covid-19 varian delta yang melaporkan adanya beberapa gejala lain, seperti:
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Flu berat
- Demam
- Batuk
Berbeda dengan gejala umum Covid-19, hanya sedikit orang yang terinfeksi varian delta yang melaporkan bahwa indera penciumannya hilang. Sedangkan, pada pasien remaja, gejala yang lebih dominan. Diantaranya pilek dan badan terasa tidak enak atau kelelahan.
Varian delta lebih rentan menyerang anak-anak
Daeng M Faqih, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkapkan bahwa virus Covid-19 varian delta lebih rentan terjadi pada anak-anak.
Mengingat semenjak adanya temuan varian delta di Indonesia kasus anak positif Covid-19 yang terkonfirmasi kian melonjak. Bahkan, gejala yang dialami juga menimbulkan dampak yang cukup berat.
Untuk memastikan anak terinfeksi covid-19 varian delta atau tidak, para orang tua dapat memastikannya dengan cara mengajak anak mengikuti beberapa tes Covid-19, seperti swab antigen dan PCR.
ARTIKEL MENARIK LAINNYA
- Waspada! Varian Baru Virus Corona Delta Rentan Menyerang Anak-Anak
- Mom, Lakukan 5 Cara Ini untuk Mengatasi Rasa Takut Vaksinasi Covid-19
- Simak Cara Daftar Vaksin Covid-19 agar Mendapatkan Secara Gratis
- Fakta Seputar Varian Covid-19 Delta, Lebih Ganas dari Corona Biasa
- IDAI: Kasus Kematian Anak Indonesia Akibat Covid-19 Tertinggi di Dunia