OKEMOM – Disadari atau tidak, satu hal yang kerap diabaikan dalam sebuah ikatan pernikahan adalah kesehatan mental pasangan. Kebanyakan pasangan saat ini disibukan dengan berbagai hal lain.
Kesibukan itu pada akhirnya menggoyangkan hubungan yang semula sehat. Memunculkan konflik dan menyebabkan masalah mental.
Karena banyak pasangan atau individu gagal untuk tetap kuat secara mental setelah menikah, banyak dari mereka mengalami depresi, bertengkar, mengasingkan diri dari pertemuan sosial, bahkan dalam kasus terburuk berakhir dengan perceraian.
Untuk itu, perlu banyak membaca tips menjaga kesehatan mental pasca menikah agar kehidupan rumah tangga berjalan sesuai harapan. Berikut beberapa tipsnya telah OKEMOM rangkum.
1. Perhatikan tanda mental terganggu

Meskipun pernikahan dianggap sebagai tahapan menuju kehidupan yang bahagia dan penting, nyatanya itu tidak selalu memenuhi faktor kebahagiaan dan keharmonisan setiap pasangan.
Pernikahan bisa menjadi hal yang menyenangkan sekaligus menantang. Tidak sedikit pasangan muda mengalami stres setelah menikah. Menyebabkan masalah mental yang parah hingga depresi.
Untuk mengantisipasi kemungkinan sekecil apa pun, penting melihat tanda masalah mental yang ada pada diri sendiri. Terlihat dari gejala fisik dan emosional.
Gejala fisik
- Gampang lelah, perubahan nafsu makan, berat badan menurun, pola tidur tidak teratur. Masalah pencernaan, nyeri tubuh, kram otot, detak jantung lebih cepat dan sering berdebar.
Gejala emosional
- Menghadapi kesulitan dalam menanggapi kabar gembira. Tidak ada motivasi diri, merasa kosong, pesimis, sedih dan putus asa. Diikuti rasa panik berlebihan, gelisah, dan marah yang tak dapat dikendalikan.
2. Perbanyak komunikasi terbuka dengan pasangan
Sejumlah studi membuktikan bahwa kurangnya komunikasi dengan pasangan menjadi faktor utama seseorang tertekan selama menjalani pernikahan.
Minimnya komunikasi di rumah pada akhirnya mendorong pasangan untuk mencari perhatian dari orang lain. Awal mula pasangan selingkuh. Apalagi, jika keintiman fisik pun tak ada sama sekali.
Komunikasi terbuka dengan pasangan adalah kunci untuk memecahkan sebagian besar masalah tersebut.
Bicara terang-terangan dengan pasangan, bahkan untuk hal kecil. Ini cara membentuk tim kuat dalam mengarungi bahtera rumah tangga yang bahagia.
3. Berhenti memendam sesuatu sendirian

Segala sesuatu pasti terasa asing dan baru setelah menikah. Dalam hal ini, perbanyak bersabar untuk membiasakan diri dengan kebaruan tersebut.
Minta kepada pasangan agar Ia membantu memahami rasa canggung yang dirasakan itu. Komunikasikan juga dengan anggota keluarga baru terkait peran dan tanggung jawab di rumah.
4. Hindari overthinking terhadap hal sepele
Terlalu sering memikirkan sesuatu sampai harus menganalisisnya mendalam menjadi satu hal pemicu overthinking. Membuat pertimbangan dan rencana memang penting, tetapi bukan berarti setiap yang dialami harus dicari tahu alasannya.
Jika pasangan menolak untuk menonton film bersama, bukan artinya Ia tak tertarik lagi atau merasa bosan. Sebaliknya, mungkin saja Ia merasa stres karena jadwal pekerjaan yang padat.
Selain itu, hindari membenarkan sesuatu dengan berpegang pada pengalaman masa lalu. Cukup jadikan masa lalu sebagai pelajaran berharga, tanpa perlu mengaitkannya dengan masa sekarang.
5. Lengkapi diri sendiri secara utuh

Kebanyakan orang berprinsip bahwa pasangan bertanggung jawab atas kebahagiaan yang dimiliki. Karena prinsip itu jugalah, saat pasangan tak ada di samping, seketika langsung merasa tak berguna.
Satu hal yang perlu dipahami, setiap orang pada dasarnya bertanggung jawab melengkapi diri sendiri. Mencintai diri dengan serangkaian kegiatan harian. Makan, tidur, bersantai dan lainnya yang membuat nyaman.
Mencintai pasangan tentu harus, tetapi yang bisa melengkapi diri secara utuh hanyalah diri sendiri. Tidak selamanya bisa mengandalkan pasangan.
Tips di atas bisa perlahan dicoba untuk menjaga kesehatan mental setelah menikah agar mencapai kebahagiaan rumah tangga sesuai yang diinginkan.