OKEMOM – Begitu banyak mitos yang beredar di tengah masyarakat, salah satunya mempercayai terkait penyebab kepala bayi peyang lantaran posisi tidur yang dianggap kurang pas. Misalnya, posisi tidur miring yang bisa menyebabkan kepala bayi menjadi peyang.
Adanya anggapan tersebut membuat para orangtua khawatir akan perkembangan dan fungsi otak si kecil. Lantas, bolehkah bayi tidur miring dan apa sebenarnya penyebab kepala bayi menjadi peyang? Berikut penjelasan lengkapnya.
Risiko bayi tidur miring
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tidak menyarankan para orangtua untuk membiarkan si kecil tidur dalam posisi miring. Bukan tanpa alasan, tidur miring dapat menyebabkan sudden infant death syndrome (SIDS) atau sindrom kematian mendadak.
Sindrom kematian mendadak yang rentan terjadi pada bayi di bawah usia satu tahun ini umumnya berawal dari posisi tidur miring atau pun tengkurap. Perlu diketahui bahwa tidur posisi miring atau tengkurap dapat membuat saluran pernapasan menyempit sehingga si kecil kekurangan oksigen bahkan kesulitan bernapas.
Untuk mengurangi risiko ini, sebaiknya orangtua membaringkan anak dalam posisi telentang sehingga saluran pernapasan dapat bekerja dengan baik.
Sering tidur miring bisa bikin kepala bayi peyang hanya mitos
Anggapan bahwa tidur miring menjadi salah satu penyebab kepala bayi peyang sebenarnya hanya mitos belaka, mom. Perlu diketahui bahwa tulang tengkorak bayi yang baru lahir masih sangat lunak dan cenderung lebih fleksibel. Hal ini tentu dapat mengubah bentuk kepalanya apabila ada tekanan dalam jangka waktu yang lama.
Nah, untuk mengurangi risiko kepala bayi yang tidak simetris, kita bisa memperbanyak tummy time, yaitu memposisikan bayi dalam posisi tengkurap yang dapat membuat bentuk kepala menjadi lebih ideal.
Namun, jangan lupa untuk selalu mengawasinya. Jadi, kepala bayi yang berbentuk rata atau miring sebelah tetap bisa kembali seiring bertambahnya usia.
Penyebab kepala bayi peyang
Meski tidur miring bukan menjadi penyebab kepala peyang, namun ada beberapa faktor risiko yang diyakini bisa menyebabkan kepala terlihat peyang, seperti berikut ini:
1. Adanya kelainan tulang tengkorak
Pada beberapa kasus, adanya kelainan tulang tengkorak menjadi salah satu penyebab kepala terlihat peyang. Kelainan tulang tengkorak ini berupa penyatuan lempeng-lempeng tulang tengkorak (craniosynostosis). Kondisi tersebut yang bisa membuat bentuk kepala si kecil menjadi kurang sempurna.
2. Lahir secara prematur
Tak bisa dipungkiri bahwa kelahiran prematur bisa menimbulkan beberapa masalah, salah satunya yaitu dapat memengaruhi bentuk kepala bayi. Pasalnya, tulang tengkorak bayi yang lahir prematur biasanya akan lebih lunak. Tak hanya itu, bayi prematur biasanya cenderung tidur dalam salah satu posisi saja karena keterbatasan untuk mengganti posisi kepalanya.
3. Terlalu lama tidur dalam posisi telentang
Berbanding terbalik dengan mitos yang beredar, posisi tidur telentang ternyata menjadi salah satu penyebab kepala bayi peyang. Meski posisi telentang sangat dianjurkan, namun tidur dengan posisi yang sama dalam waktu yang lama hanya akan menyebabkan bagian kepala bayi menjadi datar atau kerap disebut peyang.
Biasakan untuk sesekali memposisikan tidur si kecil secara terlentang, untuk meminimalisir perubahan bentuk seiring perkembangan usianya.
ARTIKEL MENARIK LAINNYA
- Benarkah Bayi Bisa Mengalami Stres saat Memasuki Usia 6 Bulan?
- Bolehkah Membersihkan Hidung Bayi dengan Cotton Bud? Cek Faktanya
- Cara Menghentikan Kebiasaan Bayi Menggigit Benda, Harus Ekstra Sabar
- Sebelum Menindik Telinga Bayi Baru Lahir, Perhatikan 5 Hal Ini Mom
- Berbahayakah Strawberry Nevus, Bercak Kemerahan pada Kulit Bayi?