OKEMOM – Overthinking kerap dialami oleh orang-orang yang terlalu banyak berpikir. Namun, ini berbeda dengan berpikir pada umumnya. Pemikiran overthinking cenderung memikirkan hal-hal sepele secara berlebihan dan seringkali tak terkendali.
Tanpa memandang gender, overthinking dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Hanya saja, faktor penyebab overthinking setiap orang berbeda. Karena itulah, ada beberapa tipe overthinking yang memicu terjadinya stres.
Mom, perlu mengantisipasi diri juga sedari dini agar tidak mengalaminya. Untuk itu, kenali beberapa tipe overthinking yang rentan menyerang perempuan.
1. Berlebihan memikirkan ekspektasi masa depan
Tipe overthinking ini membuat seseorang terus-menerus stres dan panik. Berpikiran bahwa akan ada sesuatu buruk yang mungkin terjadi di kemudian hari. Seperti, gagal dalam ujian masuk perguruan tinggi, batal menikah, kondisi keuangan buruk dan lainnya.
Padahal, tak ada seorang pun di dunia yang dapat mengetahui apa dan bagaimana masa depan yang akan dihadapi. Karena pada dasarnya, masa depan itu penuh misteri.
Selain berpikir keras soal hari esok, orang yang mengalami tipe ini memposisikan diri bak peramal. Ia selalu membuat asumsi tentang apa yang dipikirkan orang lain terhadapnya.
2. Susah move onÂ
Melibatkan kesalahan yang diperbuat di masa lalu dan memikirkan luka itu berulang kali, perlahan membuat diri sendiri menjadi overthinking. Depresi dan cemas berlebihan menjadi dampak buruk dari kondisi ini.
Selain itu, memunculkan perasaan tidak berharga akibat terjebak dalam pikiran negatif tentang diri sendiri. Bahkan, sampai membenci tubuh karena merasa tak sempurna.
Sebaiknya, mensyukuri apa yang saat ini dimiliki. Tak seharusnya menyalahkan diri atas kesalahan yang sudah berlalu. Bangkit dan lakukan hal-hal bermanfaat.
3. Ragu dalam membuat keputusan
Tak sedikit perempuan yang mengalami overthinking saat dihadapkan pada lebih dari satu pilihan. Sebelum memutuskan, Ia selalu memusingkan hal-hal kecil. Misalnya, saat memilih pakaian, sepele sih tapi sering jadi beban pikiran yang terus terulang.
Terlalu khawatir akan penilaian orang lain terhadap dirinya menjadi penyebab jenis overthinking ini. Hal kecil tersebut bahkan membuat perempuan insecure.
Padahal, belum tentu pendapat orang lain itu benar. Bukankah yang mengetahui kekurangan dan kelebihan hanya diri kita sendiri? So, jangan hiraukan perkataan orang, apalagi yang bermaksud menyudutkan.
4. Merasa terbebani dengan tanggung jawab
Menyelesaikan tanggung jawab memang bukanlah perkara mudah, namun bukan berarti harus memaksakan diri supaya segala sesuatu berjalan sempurna. Semakin dipaksa, hasilnya belum tentu maksimal.
Justru, itu membuat pikiran tertekan. Ada baiknya, selesaikan tanggung jawab sesuai kemampuan diri. Minta saran atau masukan dari rekan kerja lain agar ke depannya lebih baik. Buat juga sugesti pada diri bahwa mampu menyelesaikan setiap tanggung jawab.
5. Menganalisis terlalu mendalam
Sering menganalisis sesuatu secara berlebihan? Selalu berusaha memikirkan dan mencari makna tersembunyi di balik suatu hal dapat menyebabkan overthinking.
Efek lainnya juga bisa membuat tubuh dan pikiran lelah. Cobalah meminimalisir mana yang memang perlu dipikirkan dan mana yang diikhlaskan saja. Toh, terkadang tak semua kejadian harus memiliki alasan.
Jika overthinking mengarah pada gejala serius seperti halusinasi hingga depresi berat, mungkin perlu dibantu dengan berkonsultasi ke psikolog profesional.