OKEMOM – Jika mom merasakan sakit pada kepala dan demam tinggi, segeralah berobat ke dokter terdekat untuk memeriksanya. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari risiko sakit yang lebih parah. Namun, pada pertolongan pertama bisa meredakan panas atau sakit kepala dengan penggunaan obat paracetamol.
Ketika mom berobat ke klinik, biasanya dokter akan memberikan resep untuk mendapatkan obat sesuai dengan diagnosis yang dokter tetapkan. Salah satu obat yang akan dokter berikan untuk keluhan sakit kepala dan demam adalah paracetamol.
Apa itu obat paracetamol dan bagaimana efek samping jika mengonsumsinya? Berikut OKEMOM rangkum cara penggunaan obat paracetamol
1. Mengetahui tentang obat sanmol
Obat paracetamol tentunya sudah tidak asing terdengar oleh telinga. Paracetamol ini merupakan obat yang dapat menghilangkan rasa sakit dan nyeri pada kepala. Selain itu sanmol juga dapat membantu meredakan demam yang tinggi.
Obat ini dapat digunakan oleh anak-anak hingga orang dewasa.
Paracetamol mengandung 500 gram paracetamol dalam 1 tablet. Oleh karena itu, obat ini tidak hanya untuk mengobati sakit kepala dan juga menurunkan demam.
Tetapi juga dapat mengobati rasa nyeri pada otot, nyeri sendi dan juga nyeri punggung.
2. Dosis yang ada pada paracetamol
Untuk mengonsumsi obat sanmol ini sebenarnya harus sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Namun, karena obat ini sudah banyak dijual bebas tanpa resep dokter, oleh karena itu mom harus dapat mengetahui dosis dari obat ini.
Dalam sehari mom dapat mengonsumsi sanmol sebanyak 3 sampai 4 kali, dengan aturan dosis berikut ini:
Paracetamol tablet (500mg) aturan dosis:
- Usia di atas 12 tahun: 1 tablet 3-4 kali sehari atau tiap 4-6 jam,
- Usia 5-12 tahun: setengah tablet 3-4 kali per hari atau setiap 4-6 jam.
Dosis paracetamol sirup:
- Usia < 1 tahun: setengah sendok takar (2,5 ml) sebanyak 3-4 kali per hari atau 4-6 jam sekali,
- Untuk usia 1-3 tahun: ½ – 1 sendok takar (2,5-5 ml) sebanyak 3-4 kali per hari atau 4-6 jam sekali,
- Untuk usia 6-12 tahun: 1 sendok takar (5 ml) sebanyak 3-4 kali per hari atau 4-6 jam sekali,
- Usia 6-12 tahun: 1-2 sendok takar (5-10 ml) sebanyak 3-4 kali per hari atau 4-6 jam sekali.
Aturan dosis paracetamol effervescent:
- Usia > 12 tahun: 1 tablet, 3-4 kali sehari,
- Usia 6-12 tahun: ½ – 1 tablet, 3-4 kali sehari.
Dosis paracetamol tablet kunyah
- Usia 6-12 tahun: 2-4 tablet, 3-4 kali sehari,
- Usia 2-5 tahun: 1-2 tablet, 3-4 kali sehari.
3. Aturan pemakaian paracetamol
Untuk aturan pemakaian obat paracetamol sebaiknya sesuai dengan anjuran dari dokter. Selain itu, apabila mom membeli obat ini secara bebas tanpa resep dokter, mom dapat membaca aturan pemakaiannya terlebih dahulu yang ada di balik kemasan.
Pada kemasan, satu tablet paracetamol yang mengandung 500 gram paracetamol dapat mom minum setiap kali merasakan nyeri atau sakit pada kepala.
Mom dapat mengonsumsi sanmol 3 kali sehari dalam jangka waktu 4-6 jam sekali.
Apabila mom sudah mengonsumsinya namun rasa sakit tidak kunjung hilang, maka hentikan penggunaan obat ini, dan segeralah memeriksa diri ke dokter.
4. Efek samping mengonsumsi paracetamol
Mengonsumsi obat-obatan biasanya terdapat efek samping yang muncul setelahnya. Kebanyakan obat memiliki efek samping mengantuk setelah beberapa lama mengonsumsinya.
Tak jauh berbeda dengan paraccetamol. Obat ini juga memiliki efek samping yang terjadi ketika mommy mengonsumsinya.
Hal ini terjadi karena, sanmol merupakan obat yang tergolong paracetamol.
Berikut ini beberapa efek samping yang terjadi setelah mengonsumsi paracetamol:
- Mual dan muntah-muntah,
- Tubuh terasa lemas,
- Sesak pada pernapasan,
- Mengeluarkan urin berwarna gelap, dan
- Timbul alergi seperti gatal-gatal dan bengkak.
OKEMOM, itulah beberapa penjelasan mengenai obat paracetamol.
Jika mom membeli obat ini secara bebas tanpa resep dari dokter, sebaiknya mom dapat memahami informasi di atas, agar mom tidak salah dalam penggunaan obat paracetmol. Namun, jika tak kunjung membaik setelah meminum obat atau bersitirahat cukup, segeralah untuk periksa ke dookter.
Artikel ini telah ditinjau oleh dr. Benedicta Arum Bestari
ARTIKEL MENARIK LAINNYA
- Tak Perlu Panik Mom, Ini Pertolongan Pertama saat Kepala Anak Terbentur
- Fakta Seputar Ivermectin, Obat Antiparasit untuk Terapi Covid-19
- Satgas Jelaskan Vaksin Covid-19 Bukan Pengobatan untuk Penyembuhan
- Benar Nggak Sih, Sayur Pare Ampuh Mengobati Diabetes?
- 5 Tips Mengobati Patah Hati Usai Ditinggal Pasangan tanpa Sebab