OKEMOM – Selama ini kita mengetahui bahwa tetanus merupakan kondisi yang cukup berbahaya bagi kesehatan. Tak hanya orang dewasa dan lansia, anak-anak juga memiliki peluang besar mengalami penyakit ini.
Penyakit ini terjadi akibat infeksi bakteri yang berasal dari tanah, debu, kotoran hewan maupun manusia. Bagaimana bakteri bisa masuk ke dalam tubuh buah hati?
Bakteri masuk melalui luka kulit sehingga daya tahan tubuh menjadi tidak berfungsi secara optimal. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai apa itu tetanus pada anak, berikut pembahasannya.
Gejala tetanus pada anak

Pada dasarnya tetanus bukanlah suatu penyakit menular. Kondisi ini akan hanya terjadi pada orang yang memiliki kulit atau jaringan yang terluka dan terkena bakteri.
Untuk anak yang terpapar bakteri tetanus, perlu waktu 3 sampai 21 hari untuk menunjukan gejala tetanus. Sedangkan bayi akan mulai menunjukan gejala dari 3 hari hingga 2 minggu.
Adapun gejala yang paling sering muncul menurut StandfordChildrenHealth yakni:
- Kekakuan rahang (lockjaw).
- Kaku pada otot perut dan punggung.
- Denyut cepat.
- Demam.
- Berkeringat.
- Sulit menelan.
- Kejang.
- Pengencangan otot wajah.
Perlu kamu ingat bahwa gejala di atas juga dapat menandakan kondisi kesehatan lainnya. Untuk itu, jika sudah muncul dua atau tiga gejala segera bawa si kecil ke dokter agar mendapat penanganan khusus.
Begini cara mengatasi tetanus pada anak

Setiap perawatan dan pengobatan tergantung pada gejala, usia dan kondisi kesehatan anak. Terlebih lagi, tergantung apakah anak yang terpapar menunjukan gejala parah atau ringan. Untuk mengurangi risiko tetanus setelah cedera, bisa melakukan cara ini:
- Bersihkan langsung luka kulit.
- Berikan beberapa anti toksin tetanus.
- Meminta resep dokter.
Jika dalam kasus yang parah dan mengharuskan si kecil menjalani perawatan di rumah sakit, kemungkinan besar Ia akan mendapatkan perawatan:
- Tabung pernapasan dimasukkan ke bagian depan tenggorokan saat anak mengalami masalah pernapasan.
- Pemberian obat untuk mengontrol kejang.
Cara mencegah munculnya tetanus

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan supaya anak-anak memiliki setidaknya 5 suntikan DTaP.
Suntikan DTaP adalah vaksin kombinasi yang melindungi anakd dari 3 penyakit yaitu difteri, tetanus dan pertusis.
- 3 suntikan pertama saat usia 2,4 dan 6 bulan.
- Suntikan keempat ketika usianya 15 dan 18 bulan.
- Kali ini suntikan kelima akan diberikan saat usia 4 sampai 6 tahun.
- Suntikan booster Tdap harus terlaksana juga pada anak usia 11 atau 12 tahun pada pemeriksaan rutin.
Apabila muncul gejala lain dan semakin parah, tak perlu ragu untuk membawa buah hati ke dokter untuk mendapatkan perawatan tepat.
ARTIKEL MENARIK LAINNYA
- Penyebab Obesitas pada Anak dan Risiko Kesehatannya
- ADHD: Gangguan Kesehatan Mental pada Anak
- Waspada Tanda Anak Mengalami Eating Disorder
- Cara Menjaga Kesehatan Mata saat Belajar Online di Tengah Pandemi
- 5 Jenis Fobia yang Sering Dirasakan Anak, Takut Ketinggian sampai Ruang Sempit