OKEMOM – Istilah generasi sandwich sudah lama melekat di masyarakat Indonesia. Generasi sandwich merupakan istilah untuk menggambarkan orang yang terjebak oleh generasi atas dan bawah dalam konteks keuangan.
Sama halnya dengan roti sandwich yang terdiri dari lapisan atas, tengah dan bawah. Sandwich menggambarkan seseorang yang harus membiayai keperluan orangtua (generasi atas), diri sendiri dan anak (generasi bawah) secara bersamaan.
Menjadi generasi sandwich memang memiliki beban lebih besar. Di satu sisi, sebagai anak, rasanya punya tanggung jawab untuk merawat orang tua mulai dari akses kesehatan dan kesejahteraan. Belum lagi, peran sebagai orang tua untuk buah hati ingin selalu memebrikan yang terbaik untuk mereka.
Akibatnya, timbul masalah baru yang harus mom selesaikan terkait cara mengelola uang. Tak sedikit orang merasa kewalahan dan ingin memutus mata rantai tersebut. Namun, adakah tips agar tak jadi generasi sandwich terus menerus?
1. Cobalah mengatur pengeluaran sebaik mungkin
Tips pertama membenahi masalah keuangan yakni mencatat pendapatan dan pengeluaran. Tujuannya agar pasak tak lebih besar daripada tiang. Sehingga, jadi lebih disiplin dan hati-hati ketika mengeluarkan uang.
Setelah mencatat pendapatan, cobalah membagi uang menjadi beberapa bagian misalnya untuk diri sendiri, keperluan orang tua, atau anak dan istri jika sudah menikah.
Selanjutnya buat catatan pengeluaran bulanan seperti uang untuk makan, transportasi atau biaya sekolah si kecil. Jangan lupa selalu sediakan buku untuk menuliskan pengeluaran sekecil apa pun.
2. Pilih gaya hidup minimalis
Hidup minimalis tidak sama dengan pelit. Jadi, jangan merasa canggung apalagi gengsi untuk memulai hidup minimalis. Karena, jika rutin menerapkannya, mom akan perlahan-lahan merasakan manfaatnya.
Minimalis adalah gaya hidup sederhana bukan foya-foya. Misalnya, saat membeli barang, hal yang menjadi pertimbangan adalah daya pakai atau kegunaan dan bukan gengsi semata.
Orang yang sederhana, ketika akan membeli pakaian, pertimbangannya yakni kenyamanan, daya pakai, daya tahan, dan harga. Lebih baik membeli baju biasa yang nyaman dengan harga lebih murah daripada mewah tetapi menguras isi dompet.
Bagi banyak urban people, membeli kopi di cafe lebih memperlihatkan gaya hidup timbang kebutuhan. Daripada membuat ratusan ribu untuk segelas kopi, kalau memang sangat perlu kopi, lebih baik beli mesin kopi sendiri.
Belajar hidup minimalis mengajarkan untuk selalu berhati-hati mengeluarkan uang. Agar di akhir bulan tak perlu kewalahan memenuhi kebutuhan harian dengan sisa uang yang semakin menipis.
3. Tak ada salahnya mencoba cari pekerjaan tambahan
Banyak yang mengatakan kalau usia muda adalah waktu tepat untuk memperluas jaringan pertemanan dan memupuk kekayaan. Sebab, stamina dan semangat tubuh sedang bagus-bagusnya.
Oleh sebab itu, tak ada salahnya mencoba mencari pekerjaan tambahan demi menambah sumber pendapatan guna memenuhi kehidupan sehari-hari. Misalnya menjadi barista atau pelayan restoran di akhir pekan.
Walaupun kerja paruh waktu hasilnya tidak begitu besar, tetapi uangnya bisa digunakan untuk makan atau menambah tabungan. Namun, jika dirasa berat, cobalah berniaga kecil-kecilan di lokapasar yang tak memerlukan modal besar.
4. Wajib memiliki tabungan
Jika sudah terjebak menjadi generasi sandwich, maka cara mengatasinya yakni tidak meneruskannya ke generasi selanjutnya. Demi memutus mata rantai kemiskinan dalam keluarga.
Agar aman dan sejahtera di masa tua, persiapkan dana dengan menabung atau mengambil asuransi seperti kesehatan atau pensiun.
Karena tidak ada yang bisa memprediksi masa depan, sehingga yang harus dilakukan yaitu mempersiapkan bekal. Mulailah menyisihkan uang demi mendapatkan hari tua yang damai.
Tanpa perlu memikirkan bagaimana cara mencukupi kebutuhan harian setelah tidak bekerja dan merepotkan anak hingga cucu. Orangtua bukanlah jaminan begitupula, anak bukan aset orang tuanya di masa mendatang.
5. Jangan takut melakukan investasi
Kalangan millennials kini sudah tak mulai berinvestasi, baik melalui saham, reksadana, mata uang crypto hingga logam mulia. Namun, tak sedikit yang enggan mencoba berinvestasi, lantaran tidak tahu cara mainnya hingga takut.
Padahal, investasi mampu menambah kekayaan tanpa perlu bekerja. Dengan berinvestasi, uang yang dimiliki akan digunakan untuk biaya produksi suatu perusahaan.
Sehingga, apabila meraup keuntungan maka nantinya uang akan dikembalikan melebihi modal yang dipinjamkan. Fakta uniknya, beberapa emiten saham produknya sering dipakai sehari-hari seperti sabun, provider internet bahkan bank.
Nah, itulah tips agar tak jadi generasi sandwich, sudah semestinya kesalahan dalam mengelola uang harus diatasi sebaik mungkin demi memutus mata rantai bagi generasi selanjutnya.
Artikel ini telah ditinjau oleh Ikhsan Bella Persada M.Psi
ARTIKEL MENARIK LAINNYA
- Waspada! Begini Cara Membedakan Uang Asli dan Palsu
- Kakeibo Seni Mengelola Uang ala Jepang, Biar Makin Hemat
- Jelang Lebaran, Ligwina Hananto Beri Tips Kelola Uang THR yang Tepat
- Dapat Amplop Lebaran, Ini Cara Mengajarkan Financial Literasi pada Anak
- 5 Tips Ajarkan Anak Mengatur Uang THR agar Tak Boros