OKEMOM – Gangguan kesehatan mental lebih sering terjadi pada anak kecil daripada orang dewasa. Namun, tanda anak mengalami gangguan mental tidak begitu terlihat di awal. Sehingga, seringkali orang tua tidak menyadari jika si kecil memiliki gangguan mental.
Menurut Mayo Clinic, anak dapat mengembangkan kondisi penyakit mental seperti halnya orang dewasa. Hanya, gejalanya mungkin berbeda dan sulit untuk kita kenali.
Akibatnya, banyak anak tidak mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan. Maka dari itu, penting untuk mengenali tanda gangguan mental pada anak sedini mungkin.
Penyakit mental didefinisikan sebagai perubahan atau keterlambatan anak dalam berperilaku, berpikir, mengelola emosi hingga menguasai suatu keterampilan sosial tertentu sesuai dengan usia anak.
Masalah tersebut membuat anak stres dan mengganggu kemampuan beraktivitas dengan baik di rumah, sekolah, atau lingkungan sosial lainnya.
Tanda dan gejala gangguan mental pada anak

Gangguan kesehatan mental pada anak mungkin sulit orang tua pahami karena perkembangan di masa kanak-kanak kerap mengalami perubahan. Gejalanya pun akan terlihat berbeda pada setiap anak, tergantung usianya.
Selain itu, ada tantangan tersendiri untuk mengetahui emosi anak. Karena pada usia dini, si kecil belum dapat menjelaskan perasaan mereka atau alasan mereka berperilaku dengan cara tertentu.
Di sinilah peran orang tua mengamati tanda gangguan mental pada anak dengan melihat perilaku mereka, seperti:
- Si kecil merasa sedih terus menerus lebih dari dua minggu,
- Menarik diri atau menghindari interaksi langsung di lingkungan sosial,
- Sering menyakiti diri sendiri,
- Tanpa sadar membicarakan hal-hal tentang kematian atau bahkan keinginan bunuh diri,
- Amukan yang berlebihan ketika sedang marah,
- Berperilaku di luar kendali yang bahkan dapat membahayakan nyawa sendiri,
- Suasana hati, perilaku atau kepribadian cepat berubah secara drastis,
- Pola makan berubah. Terkadang terlalu banyak dan terkadang tidak nafsu makan,
- Berat badan menurun signifikan seiring pertambahan usianya,
- Sulit tidur malam,
- Sering sakit kepala dan mengeluh nyeri perut,
- Kesulitan berkonsentrasi dan pelupa,
- Keinginan untuk bolos sekolah,
- Tidak ada peningkatan dari nilai akademik, bahkan menurun,
- Pikiran gampang teralihkan,
- Lambat dalam memproses informasi,
- Mengaku sering melihat atau mendengar objek tertentu yang sebenarnya hanya imajinasinya saja, dan
- Memberi reaksi berlebihan terhadap situasi lama seolah-olah semua baru terjadi.

Melansir dari Promises Behavioral Health, tanda anak memiliki indikasi gangguan mental bisa orang tua perhatikan dari beberapa aspek. Pertama, lihatlah cara si kecil bersosialisasi, lalu bagaimana Ia memperlakukan diri, dan tak ketinggalan perhatikan cara bergaul di rumah dan lingkungan pertemanan.
1. Masalah sosialisasi
Cara anak berinteraksi dengan orang lain secara tak langsung dapat menjadi poin memastikan apakah anak mengidap penyakit mental atau tidak. Tanda tersebut meliputi:
- Anak menjadi kasar secara fisik maupun verbal pada orang lain, termasuk saudara kandung, teman dan orang asing,
- Memiliki sedikit teman dekat,
- Lebih suka menyendiri,
- Ketika bersama orang lain, sulit untuk bergaul,
- Dalam berhubungan dengan orang lain, anak sangat kritis atau terlalu terikat, dan
- Tampak takut dan cemas berada di sekitar orang lain.
2. Masalah perlakuan diri
Seorang anak dapat memiliki kondisi kesehatan mental terganggu, apabila Ia:
- Tidak menjaga penampilan dan kurang bersih,
- Pola makan tidak stabil, makan berlebihan atau tidak nafsu makan,
- Tidak memperhatikan kesehatan fisik,
- Abai terhadap tanggung jawab atau tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah, dan
- Tidak peduli atau memperhatikan hal-hal pribadi.
3. Masalah pertemanan dan komunikasi
Selain kesulitan berpikir, bersosialisasi, dan kurang perawatan diri, anak dengan masalah mental biasanya menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:
- Mudah kesal atau marah karena ekspektasi atau stres ringan sehari-hari,
- Mudah bosan dan berhenti dari suatu tugas yang sedang dikerjakan,
- Tidak dapat berkonsentrasi atau mengerjakan tugas secara efektif, dan
- Tidak dapat bergaul dengan orang lain dalam banyak situasi. Seperti di rumah, di sekolah, di rumah orang lain, atau lokasi di luar rumah.
Terutama di lingkungan rumah, perubahan perilaku paling mudah terdeteksi karena bersinggungan dengan anak setiap hari. Mereka akan menunjukkan tanda, seperti:
- Berkelahi atau sengaja memicu pertengkaran dengan anggota keluarga lain, terutama saudara kandung.
- Merasa sulit untuk mengikuti tugas yang diberikan di rumah.
- Tidak memperhatikan kebutuhan orang lain, sibuk dengan diri sendiri.
- Merasa kewalahan menyelesaikan tanggung jawab dalam struktur keluarga.
Namun, munculnya tanda-tanda di atas pada anak tidak selalu menunjukkan indikasi penyakit mental. Bisa jadi anak memang memiliki kepribadian unik.
Nah, itulah beberapa tanda jika anak mengalami gangguan mental. Namun, perlu diingat mom bahwa kondisi kesehatan mental pada anak hanya dapat didiagnosis berdasarkan tanda dan gejala yang Ia alam.
Mom, sebaiknya segera konsultasi dengan psikolog anak jika melihat tanda-tanda di atas pada si kecil supaya buah hati bisa mendapatkan solusi penanganan yang tepat.
Artikel ini telah ditinjau oleh Ikhsan Bella Persada M.Psi