OKEMOM – Pergi haji adalah hukum Islam kelima yang harus dilaksanakan bagi orang mampu. Sedangkan jika belum mampu, maka tidak diwajibkan atasnya untuk melakukan perjalanan haji.
Selain Kabah, satu tempat yang paling populer untuk dikunjungi yaitu Hajar Aswad. Batu hitam suci yang diturunkan langsung dari surga oleh Allah SWT.
Sejak kemunculannya di bumi, Hajar Aswad telah melalui sejarah panjang. Seperti pernah dicuri hingga mengalami kehancuran, akibat usia dan peristiwa di masa lalu.
Kapan Hajar Aswad diturunkan?
Hajar Aswad pertama kali diberikan, kepada Nabi Ismail AS melalui Jibril. Kala itu sedang dilakukan pembangunan Kabah, sebagai tempat ibadah atas perintah Allah SWT.
Nabi Ibrahim meminta Ismail, mencarikan batu terbaik untuk diletakan di Kabah. Ketika sedang mencari, Ismail bertemu Jibril lalu diberikan batu hitam dari Surga.
Kini, black stone sudah berada di sudut timur Ka’bah. Sehingga para jamaah haji, bisa menyempatkan waktu untuk mencium, sambil melantunkan takbir berulang kali.
Dalam hadis, Ibu Abbas turut menceritakan, bahwa Nabi Muhammad SAW sambil bersandar pada Ka’bah berkata:
“Hajar al-Aswad dan al-Maqam (Ibrahim) adalah dua pertama dari surga. Jika Allah SWT tidak menyembunyikan pancaran mereka, mereka akan menerangi segala sesuatu antara Timur dan Barat.” (Tirmidzi)
Perubahan warna black stone mekah
Bagi yang telah melihat Hajar Aswad secara langsung, banyak yang mengatakan bahwa batunya hitam. Akan tetapi, dahulu warnanya lebih cerah dan sangat putih.
Dijelaskan dalam hadis, Hadhrat Abdullah ibn Abbaas (Radhiallaahu Anhu) meriwayatkan bahwa Rasulullah Sallallaahu Alayhi Wasalam bersabda,
“Hajr e Aswad diturunkan dari jannah dan warnanya lebih putih dari susu. Dosa manusia telah menghitamkannya.” (Tirmizi vol.1 hal. 166; HM Saeed)
Selepas beberapa tahun setelah Ka’bah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Ismail AS. Tempat ibadah tersebut mengalami keruntuhan. Oleh sebab itu, dilakukan pembangunan kembali agar tetap utuh.
Namun, karena Hajar Aswad berpindah tempat, orang Qurais sempat berselisih paham mengenai siapa yang akan mengembalikan batu suci ke tempatnya. Pada akhirnya, Nabi Muhammad SAW yang menaruh Hajar Aswad ke lubang tersebut.
Hukum mencium batu Hajr Aswad saat Ibadah Haji
Mencium Hajar Aswad semata-mata untuk menghormati atas diturunkan batu tersebut dan juga sunnah dari Rasulullah SAW. Oleh sebab itu, kini setelah mengelilingi Ka’bah orang akan mencium Hajar Aswad.
Bukan sebagai alat untuk memohon atau meminta sesuatu yang bersifat duniawi. Tak sedikit yang salah mengira dan melakukan hal tersebut. Sehingga, Hajar Aswad terlihat sebagai media penyembahan.
Umar (RA) berkata: “Aku tahu betul bahwa kamu hanyalah batu yang tidak dapat berbuat baik atau merugikan. Jika saya tidak melihat Nabi (Muhammada SAW) mencium anda, saya tidak akan melakukannya.
Setelah melewati perjalanan panjang, kini sudah banyak yang mengetahui sejarah Hajar Aswad. Setiap melakukan ibadah Haji, umat Islam selalu menyempatkan waktu untuk mencium batu hitam ini.