OKEMOM – Selama kehamilan, gairah seksual seringkali tidak stabil. Ketika muncul keinginan untuk berhubungan intim, pasangan suami istri tentu harus berhati-hati agar tidak menyebabkan risiko bagi ibu hamil dan kandungan.
Guna meminimalisir, banyak pasangan yang mengandalkan seks oral sebagai alternatif dari hubungan seksual. Tetapi sayangnya, para ahli memperingatkan bahwa praktik itu berbahaya.
Mengutip laman Hindustan Times, melakukan seks oral ketika istri hamil terutama pada trimester ketiga dapat meningkatkan risiko perempuan tertular herpes genital dan menularkan penyakit menular seksual (PMS) seperti HIV, hepatitis-B, hepatitis-C dan sifilis kepada anak-anak.
Penyakit menular seksual seperti sifilis dapat menyebabkan kebutaan, kerusakan organ dan bayi lahir mati. Sedangkan, herpes dapat memengaruhi sistem saraf anak karena sistem kekebalan tubuh mereka belum berkembang sepenuhnya.
Komplikasi akibat hal itu juga dapat menyebabkan persalinan caesar sebagai tindakan pencegahan agar mengurangi risiko penularan sampai ke janin, jika persalinan normal tidak memungkinkan.
Menurut sejumlah penelitian, konsekuensi itu dipengaruhi faktor melemahnya sistem kekebalan tubuh ibu hamil untuk melawan virus.
“Dalam seks oral, air mani dan cairan vagina bersentuhan dengan permukaan mulut. Kondisi ini memungkinkan mulut salah satu pasangan terkena infeksi seperti luka dingin dan gusi berdarah,” kata Dr. Rajshekhar Brahmbhatt, konsultan pengobatan seksual di Rumah Sakit Khusus Super Nanavati Mumbai.
Sementara itu, Mary Jane Minken, MD, seorang profesor klinis di Departemen Obstetri, Ginekologi, dan Ilmu Reproduksi di Fakultas Kedokteran Universitas Yale mengatakan, seks oral kemungkinan baik untuk ibu dan janin selama dilakukan ekstra hati-hati. .
“Sebagai permulaan, komplikasi serius bisa terjadi jika pasangan menghembuskan udara ke dalam vagina. Kekhawatirannya adalah membesarnya pembuluh darah di vagina, udara dapat terhembus ke dalam pembuluh dan menyebabkan emboli udara,” kata Dr. Minken, mengutip Parents.
Pada dasarnya, udara dapat menyumbat pembuluh darah yang berdampak negatif pada kardiovaskular ibu hamil. Gelembung udara juga bisa mendarat di plasenta dan memengaruhi perkembangan janin.
Kekhawatiran lain terkait seks oral saat hamil yaitu tertular infeksi menular seksual (IMS) seperti HIV, kencing nanah atau klamidia. Tetapi, yang paling memprihatinkan adalah virus herpes simpleks yang bisa menular ke janin saat lahir.
Itu berpotensi menyebabkan komplikasi seperti kerusakan saraf, radang otak, dan kematian. Janin memiliki kemungkinan tertinggi terkena herpes neonatal jika ibu tertular saat trimester ketiga, menurut American Sexual Health Association (ASHA).
Pastikan menggunakan kondom untuk mencegah infeksi dari pasangan dan tanyakan kepada dokter jika ingin lebih tahu tentang seks oral selama kehamilan.