OKEMOM – Seiring perkembangan, usia si kecil memerlukan perlindungan lebih dari ancaman virus dan penyakit berbahaya. Oleh sebab itu, orang tua diwajibkan untuk memenuhi tabel imunisasi setiap bulannya.
Selain imunisasi lanjutan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) turut memberikan jenis imunisasi tambahan yang dianjurkan bagi bayi dua tahun ke atas.
Hal ini bertujuan, agar mengurangi risiko terjangkit penyakit di masa mendatang. Penasaran? Yuk, simak informasi di bawah ini mom.
1. Imunisasi MMR
Imunisasi MMR berguna untuk mencegah penyebaran virus Campak (measless), Gondongan (mump) dan Rubella. Pemberiaan imunisasi, umumnya dilakukan secara bertahap. Yakni ketika buah hati berusia 12-15 bulan, kemudian dilanjut di usia 4-6 tahun.
Walaupun terlihat ringan, tetapi gejala dan bahayanya cukup membuat orang tua khawatir. Terlebih, belum ada obat yang efektif mengobati campak hingga rubella.
Ciri utama apabila si kecil terkena campak yaitu muncul ruam di sekujur tubuh dengan panas tinggi. Pada Gondongan biasanya terjadi pembengkakan di tenggorokan hingga iritasi mata.
Sementara rubella dapat menyebabkan radang sendi dan iritasi mata serta kecacatan pada bayi baru lahir. Namun, sampai saat ini belum pernah ada kasus kematian bayi atau anak, akibat terserang ketiga virus tersebut.
2. Varisela
Cacar air tak hanya menimbulkan rasa perih di tubuh, tetapi juga meninggalkan bekas luka yang kadang membekas. Lantaran mudah ditularkan, maka orang tua harus memberikan imunisasi varisela kepada buah hati.
Pencegahan ini bertujuan untuk membentuk sistem kekebalan tubuh agar tak mudah terinfeksi virus. Serta mengurangi risiko terjadinya penularan secara masal.
Penyakit cacar disebabkan oleh virus varicella-zoster(VZV). Sehingga menimbulkan bintik, rasa gatal dan melepuh. Pada beberapa kasus, jika bintik dipecahkan, maka cairan dapat menjalar ke seluruh tubuh.
Sementara pada praktiknya, pemberian imunisasi dilakukan dengan bertahap yakni pada usia 12-15 bulan, 4-6 enam tahun hingga batas usia 13 tahun.
3. PCV
Bakteri pnemokus rentan menyerang sistem kekebalan tubuh siapapun, tak mengenal batas usia. Penyakit yang ditimbulkan seperti radang paru-paru, meningitis dan infeksi darah.
Tak jarang sampai menyebabkan kematian. Demi mencegah penularan bakteri, lengkapilah imunisasi si kecil dengan pemberian PCV. Utamanya sejak usia 2 bulan hingga 15 bulan.
PCV juga memiliki beberapa varian, seperti PVC 13 dan 23 yang memiliki kemampuan untuk melindungi tubuh dari banyaknya infeksi pnemokus.
4. Rotavirus
Pemberian vaksin rotavirus, umumnya diberikan ketika usia 15 minggu-8 bulan. Supaya mengurangi risiko terkena penyakit diare yang menyebabkan dehidrasi.
Virus rotavirus rentan menyerang sebab daya tahan tubuh bayi yang masih rendah. Sedangkan, pada balita atau anak usia sekolah, disebabkan oleh banyak faktor seperti kurang menjaga kebersihan.
Apabila sudah terinfeksi, tubuh kesayangan bisa mengalami panas tinggi dan muntah parah. Sehingga bukan hanya kekurangan cairan saja tetapi juga kehilangan gizi dari asupan makanan.
5. Hepatitis A
Kondisi bayi kuning dapat dicegah dengan pemberian vaksin HepA. Menginjak usia satu tahun ke atas, si kecil akan mendapat vaksin hepatitis A.
Meskipun demikian, jika di suatu daerah rentan dengan virus hepatitis maka imunisasi dilakukan sejak usia 6 bulan. Hal ini karena setelah terinfeksi virus, akibatnya bisa mengalami demam, mual hingga muntah.
Setelah mengetahui jenis imunisasi apa saja yang dianjurkan untuk anak, jangan sampai melewatkannya ya mom. Pemberian imunisasi lengkap mampu memberikan perlindungan optimal bagi tubuh si kecil.