OKEMOM – Imunisasi bertujuan untuk melindungi diri dari ancaman virus dan penyakit berbahaya. Umumnya, diberikan kepada bayi dan anak-anak yang memiliki daya tahan tubuh rendah. Sehingga lebih mudah terjangkit penyakit.
Namun, cakupan imunisasi kian menurun sejak lima tahun terakhir. Tak sedikit orang tua, menolak memberikan si kecil imunisasi, lantaran takut akan efek samping. Ditambah lagi dengan adanya pandemi Covid-19.
Tak jarang, suntikan imun yang dilakukan hanya dasarnya saja. Padahal, perlu dilakukan lagi catch up immunisation. Agar lebih jelas, yuk simak ulasannya mom.
Apa itu kejar imunisasi?
Sejak kelahiran pertama, bayi sudah menerima imunisasi dasar. Demi membentuk antibodi yang menjadi tameng melawan penyakit.
Seiring pertambahan usia, si kecil memerlukan imunisasi lanjutan yang kerap disebut dengan kejar imunisasi. Yakni pemberian dosis imun seusai dengan usia yang telah ditentukan.
Tujuannya untuk memberikan perlindungan optimal, terhadap penyakit yang memiliki daya serang tinggi. Di tengah pandemi, imunisasi sangat penting dilakukan agar target herd imunity segera tercapai.
Bayi atau anak harus melakukan kejar imunisasi demi melindungi anak lain yang rentan terhadap virus, kuman serta bakteri berbahaya.
Bahaya jika tak melakukan catch up imunisation
Masih banyak yang menganggap enteng, terkait efektivitas imunisasi terhadap anak. Padahal melalui pemberian imunisasi secara optimal dan merata, mampu menyelamatkan 1,5 juta orang setiap tahunnya.
Akan tetapi, jika pemberian tak merata dan terhambat akibatnya adalah terjadi kejadian luar biasa seperti campak, difteri hingga polio dalam jumlah besar.
Sehingga bukan hanya berdampak pada kehilangan nyawa saja melainkan juga pada ekonomi negara serta dapat menurunkan imunitas generasi mendatang.
Oleh sebab itu, ada cara lain agar setiap anak, bisa mendapatkan imuniasasi yang tertinggal. Yaitu melakukan imunisasi ganda.
Bagaimana metode imunisasi ganda?
Imunisasi ganda adalah pemberian lebih dari satu jenis cairan imunisasi pada sekali pertemuan. Hal ini agar meningkatkan efisiensi pelayanan. Sehingga orang tua tak perlu datang ke puskesmas dalam jangka waktu yang pendek.
Pemberian imunisasi ganda telah terbukti aman, efektif dan tidak menimbulkan efek samping berbahaya. Demi mengurangi kekhawatiran, prosedur penyuntikan akan dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku.
Metodenya pun tidak dilakukan secara sekaligus tetapi bertahap. Namun, jika memungkinkan juga bisa dilakukan secara bersamaan. Misalnya imunisasi polio di sebelah kanan lalu rubella di sebelah kirinya.
Misalnya anak telah melewati empat jadwal pertemuan. Maka yang diutamakan adalah yang paling berdampak pada usia anak saat itu juga. Seperti imunisasi rubella atau TBC.
Nah tak perlu khawatir lagi melakukan kejar imunisasi untuk anak di masa pandemi. Setiap petugas kesehatan wajib menerapkan protokel kesehatan mom.
ARTIKEL MENARIK LAINNYA
- IDAI: Imunisasi Anak Tetap Dilakukan di Tengah Pandemi
- 5 Tantangan yang Sering Dihadapi Ibu saat Memberikan ASI Eksklusif
- Pekan Imunisasi Dunia 2021 di Tengah Pandemi Tetap Dilakukan Secara Rutin
- Pertama di Dunia, Rusia Buat Vaksin Covid-19 Khusus Hewan
- Tak Perlu Khawatir! Ini 5 Manfaat Pemberian Vaksinasi pada Anak