Ada beberapa faktor tumbuhnya uban atau rambut putih di usia tertentu seseorang. Lalu apakah stres termasuk salah satu penyebab uban, sebagaimana yang sering didengar dari orang-orang selama ini?
Dilansir Medical Xpress, tim peneliti di Universitas Columbia bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Miami Miller telah menemukan bukti rambut manusia berubah menjadi abu-abu hingga putih karena stres. Hilangnya warna rambut ini tidak dapat diubah kembali.
Hal serupa juga dijelaskan dalam laman Scientific American. Faktor stres mungkin memainkan peran dalam proses penuaan rambut yang lebih bertahap.
Biasanya, ini muncul sekitar usia 30 tahun pada pria dan perempuan di umur 35 tahun. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan uban dapat tumbuh lebih cepat di usia remaja atau bahkan di atas umur 50-an.
Pertumbuhan rambut putih dimulai dari dalam lubang cekung di kulit kepala yang disebut folikel. Di bagian bawah folikel itu, sel-sel bekerja sama menyusun rambut. Ada namanya keratinosit atau sel epidermis dan sel melanosit.
Saat keratinosit membangun rambut, sel melanosit memproduksi pigmen melanin, yang dikirim ke keratinosit dalam paket kecil atau disebut melanosom. Melanin rambut hadir dalam dua warna yaitu eumelanin (coklat tua atau hitam) dan pheomelanin (kuning atau merah) yang berpadu dalam proporsi berbeda untuk menciptakan beragam warna rambut manusia.
Rambut yang kehilangan melanin perlahan berubah warna menjadi abu-abu. Dan rambut yang kehilangan semua pigmen tersebut akan berwarna putih. Pada akhir tahap ini, folikel rambut mengerut, keratinosit, dan melanosit mengalami kematian sel atau apoptosis.
Dari fakta tersebut, para ilmuwan mulai mengumpulkan petunjuk bahwa hormon stres dapat memengaruhi kelangsungan aktivitas sel melanosit rambut dan mempercepat proses penuaan. Akan tetapi, memerlukan riset ilmiah lebih dalam untuk memastikan hubungan sebab-akibat yang jelas antara stres dan uban.
Masih berkaitan dengan faktor tumbuhnya uban akibat stres, Healthline menjelaskan bahwa stres mungkin memainkan peranan penting dalam seberapa cepat rambut berubah warna menjadi putih.
Para ilmuwan telah lama memahami beberapa hubungan yang mungkin terjadi antara stres dan rambut beruban, tetapi penelitian baru dari Universitas Harvard di Massachusetts menyelidiki lebih dalam mekanisme yang sebenarnya berperan.
Pada tes awal, para peneliti mengamati dengan cermat kortisol yaitu hormon stres yang melonjak dalam tubuh seseorang ketika mengalami stres. Ternyata, sistem saraf simpatik tubuh masuk ke setiap folikel rambut dan melepaskan bahan kimia norepinefrin selama respon stres berlangsung.
Hal tersebut menyebabkan sel induk penghasil pigmen aktif menghabiskan cadangan warna rambut sebelum waktu normalnya.
“Dampak merugikan dari stres yang kami temukan melampaui apa yang dibayangkan. Hanya dalam beberapa hari, semua sel induk regenerasi pigmen hilang. Setelah hilang, tidak dapat meregenerasi pigmen lagi. Kerusakannya permanen,” kata Ya-Chieh Hsu, PhD, seorang penulis utama studi tersebut.
Tetapi, stres bukanlah satu-satunya alasan kebanyakan orang beruban. Dalam beberapa kasus, faktor genetika atau keturunan juga sangat berpengaruh.
“Rambut beruban disebabkan oleh hilangnya melanosit (sel pigmen) di folikel rambut. Ini terjadi seiring bertambahnya usia dan tidak ada pengobatan yang dapat memulihkan,” ungkap Dr. Lindsey A. Bordone, seorang dokter kulit di Columbia Doctors dan asisten profesor dermatologi di Columbia University Medical Center di New York, melansir Healthline.
Selain itu stres, genetik dan faktor usia, lingkungan dan kebiasaan buruk sehari-hari seperti merokok juga menjadi risiko tumbuh uban lebih cepat. Jadi, hentikan kebiasaan itu jika ingin mempertahankan warna rambut alami lebih lama.
Faktor lain yang berkontribusi terhadap pertumbuhan rambut putih prematur yaitu kekurangan nutrisi tubuh, mulai dari protein, vitamin B-12, tembaga dan zat besi, serta penuaan karena akumulasi stres oksidatif.
“Stres itu dipicu oleh ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh yang dapat merusak jaringan, protein, dan DNA,” kata Kasey Nichols, NMD, seorang dokter dan pakar kesehatan di Rave Reviews.
Menurutnya, upaya yang dapat dilakukan untuk menunda uban prematur termasuk konsumsi makanan tinggi asam lemak omega-3 seperti kenari dan ikan berlemak.
Lalu, usahakan tidak menghabiskan terlalu banyak waktu di bawah paparan sinar UV matahari yang cenderung merusak kulit dan merusak rambut, serta banyaklah konsumsi vitamin B -12 dan suplemen vitamin B-6.
Akan tetapi, jika ternyata uban tumbuh sebelum waktunya atau di usia yang relatif lebih muda, tidak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan ke dokter.