Berdasarkan hukum Islam, ada beberapa syarat sah puasa Ramadan yang penting diketahui setiap muslim. Apabila salah satu syarat tersebut tidak dipenuhi, maka ibadah puasa yang dilakukan selama seharian penuh itu hanyalah kesia-siaan.
Lalu, apa saja syarat sah puasa Ramadan agar ibadah di bulan suci mendapat berkah dan ridho Allah SWT? Simak penjelasan berikut ini.
1. Membaca niat
Sebagaimana ibadah lainnya, puasa Ramadan juga memiliki bacaan niat yang wajib diucapkan dalam hati maupun lisan. Adapun lafaz doa niat puasa Ramadan beserta artinya, sebagai berikut:
“Nawaitu shauma ghodin ‘an adaa’i fardhi syahri romadhoona hadihis-sanati lillahi ta’alaa”
Artinya: “Saya niat berpuasa pada esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa Ramadan karena Allah Ta’ala.”
Dalam hadis Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Hafshah, salah satu istri Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa pernah berkata bahwa Rasulullah bersabda:
مَنْ لَمْ يُجْمِعِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلاَ صِيَامَ لَهُ
“Barangsiapa yang tidak berniat sebelum fajar, maka puasanya tidak sah”
Membaca niat sebagai syarat sah puasa juga ditetapkan oleh jumhur atau mayoritas ulama Malikiyah, Syafi’iyah dan Hambali. Niat ini pun perlu diucapkan setiap hari secara tegas (jazm).
Sebab, hari-hari pada bulan Ramadan berdiri sendiri. Tak ada kaitan antara satu hari dengan hari lainnya.
2. Seorang Muslim
Tentunya, orang yang melaksanakan ibadah puasa Ramadan harus beragama Islam. Hal ini dijelaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadis shahih. Ia bersabda:
“Islam didirikan dengan lima hal, yaitu bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya, mendirikan salat, mengeluarkam zakat, menunaikan haji ke Baitullah (Kakbah), dan mengerjakan puasa di bulan Ramadan.”
3. Sudah baligh
Istilah “baligh” dalam hukum Islam artinya sampai. Jadi, apabila seseorang dikatakan baligh maka Ia dianggap sudah memasuki usia dewasa. Pada laki-laki, baligh ditandai dengan mimpi basah diikuti keluarnya air mani. Sedangkan bagi perempuan yaitu menstruasi atau haid.
Apabila ada seorang Muslim yang belum baligh tapi ingin berpuasa seperti anak-anak, tentu boleh. Mereka disebut mumayyiz, yang telah mengetahui baik dan buruk. Ibadah puasanya dikatakan sah meski belum menjadi kewajiban.
4. Memiliki akal sehat
Syarat sah orang yang berpuasa di bulan Ramadan yaitu berakal sehat dan tidak gila, serta tidak pula dalam kondisi mabuk atau karena gangguan mental. Sebagaimana diterangkan dalam salah satu hadis:
“Tiga golongan ini tidak terkena hukum syari. Ialah orang yang tidur sampai Ia terbangun, seseorang yang gila sampai Ia sembuh dan anak-anak sampai Ia baligh” (H.R Abu Daud dan Ahmad)
5. Mampu secara fisik
Dalam hal ini, kesehatan fisik sangatlah penting. Bagi seorang Muslim yang sehat dan mampu fisiknya, maka Ia diwajibkan menjalankan ibadah puasa.
Jika sengaja meninggalkan, sesuai hukum Islam, Ia harus mengganti (qadha) puasa di hari lain di luar bulan Ramadan. Jika tidak sanggup, maka wajib baginya membayar fidyah. Ini berlaku bagi orang sakit parah, perempuan hamil dan ibu menyusui.
6. Dalam keadaan suci
Suci artinya bersih. Termasuk bersih dari darah haid dan nifas bagi perempuan seperti ketentuan dalam salah satu hadis, dimana Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
Dari Mu’adzah pernah bertanya kepada Aisyah. “Kenapa gerangan perempuan yang haid mengqadha’ puasa dan tidak mengqadha’ salat?”. Maka Aisyah menjawab, ‘Apakah kamu dari golongan Haruriyah?’.
Mu’adzah menjawab, ‘Aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya.’ Lalu, Aisyah menjawab, ‘Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha’ puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha’ salat.” (H.R Muslim no.335)
7. Paham kapan bulan Ramadan tiba
Rukyatul hilal menjadi ketetapan masuknya bulan suci Ramadan sebagai penyempurna bulan Syakban sampai nanti muncul hilal Syawal untuk menggenapkan bulan Ramadan menjadi 30 hari.
Setiap Muslim yang sudah mengetahui Ramadan telah tiba, maka wajiblah baginya berpuasa. Sementara itu, ada pula hari-hari khusus yang melarang puasa. Diantaranya, Hari Raya Idulfitri dan Idul Adha serta hari Tasyrik pada tanggal 11,12 dan 13 bulan Dzulhijjah.
Semoga dengan memperhatikan setiap syarat sah puasa Ramadan tersebut, ibadah yang dikerjakan tidak sia-sia, berkah dan diterima Allah SWT.
ARTIKEL MENARIK LAINNYA
- Bacaan Niat dan Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh Beserta Jadwalnya
- Puasa Rajab 2021 pada 13 Februari, Begini Niat dan Keutamaannya
- Puasa Ayyamul Bidh 26-28 Januari 2021: Niat Puasa dan Keutamaannya
- Ketentuan dan Cara Membayar Fidyah Utang Puasa Untuk Ibu Hamil
- Tak Hanya Baca Yasin Ini Doa, Amalan dan Keutamaan Malam Nisfu Syaban