OKEMOM – Danella Ilene Kurniawan, salah satu kontestan ajang Indonesia’s Next Top Model (INTM) mengungkapkan bahwa Ia pernah mengidap gangguan makan atau eating disorder. Meski di awal Ia tidak menyadarinya, masalah tersebut lantas membuat perempuan asal Bali ini depresi.
Illene baru mengetahui kondisinya tersebut setelah melakukan konsultasi dengan seorang psikolog. Selama memiliki masalah eating disorder, Ia mengaku mengalami dua gejala sekaligus.
“Diagnosanya eating disorder, pernah dua kali. Yang pertama, aku jadi pengin makan terus dan yang kedua nggak pengin makan apa-apa,” terang Ilene dalam postingan di kanal YouTube Indonesia’s Next Top Model, Senin (29/3).
Lalu, apa sebenarnya eating disorder yang pernah Danella Ilene itu alami? Simak penjelasannya di sini, mom.
Apa itu eating disorder?

Melansir Eating Disorder Hope, gangguan masalah kebiasaan makan ini merupakan jenis penyakit yang terlihat dari kebiasaan makan tidak teratur. Kondisi ini muncul dengan tekanan parah atau perasaan khawatir tentang berat badan atau bentuk tubuh.
Orang dengan gangguan ini biasanya mengonsumsi makanan sangat banyak atau sangat sedikit. Pada akhirnya, kebiasaan ini juga dapat memengaruhi tingkat bahagia seseorang.
Menurut American Psychiatric Association, eating disorder telah memengaruhi beberapa juta orang pada suatu waktu. Kelompok paling rentan adalah perempuan berusia antara 12 dan 35 tahun.
Dalam banyak kasus, eating disorder terjadi bersamaan dengan gangguan kejiwaan lainnya seperti kecemasan, panik, gangguan obsesif kompulsif, serta masalah penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan.
Bukti baru menunjukkan bahwa faktor keturunan mungkin berperan menjadi penyebab orang mengalami gangguan makan. Tetapi, ini juga bisa menimpa banyak orang yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan eating disorder sebelumnya.
Tanpa pengobatan, baik untuk gejala emosional dan fisik dari gangguan ini antara lain malnutrisi, masalah jantung dan kondisi yang berpotensi fatal lainnya dapat terjadi. Makanya, penderita harus mendapatkan perawatan medis yang tepat.
Penyebab eating disorder

Pada dasarnya, eating disorder adalah gangguan kompleks yang dapat terpengaruh oleh berbagai faktor. Meskipun belum diketahui secara pasti, hal ini kemungkinan merupakan kombinasi kelainan biologis, psikologis, dan lingkungan yang meningkatkan risiko perkembangan penyakit ini.
Faktor biologis:
- Fungsi hormon tidak teratur,
- Genetika atau keturunan, dan
- Kekurangan gizi.
Faktor psikologis:
- Citra tubuh negatif, dan
- Harga diri yang buruk.
Faktor lingkungan:
- Dinamika keluarga disfungsional, dan
- Profesi dan karier yang menuntut untuk tetap kurus, misalnya model.
Tanda dan gejala eating disorder

Seorang pria atau perempuan yang menderita kelainan makan mungkin menunjukkan beberapa tanda dan gejala, di antaranya:
- Diet kronis meski berat badan sudah sangat kurus,
- Kenaikan berat badan yang konstan,
- Obsesi dengan kalori dan kandungan lemak pada makanan,
- Gampang lesu,
- Depresi berat,
- Menghindari fungsi sosial, keluarga, dan teman. Mungkin menjadi terisolasi dan menarik diri, dan
- Terlalu sering berpuasa dengan niat ingin langsing.
Jenis gangguan makan yang umum

Melansir Healthline, ada beberapa bentuk gangguan makan atau eating disorder yang paling banyak menimpa baik perempuan maupun laki-laki, meliputi:
1. Anorexia nervosa
Seseorang yang menderita anorexia nervosa biasanya memiliki ketakutan obsesif untuk menambah berat badan, menolak mempertahankan berat badan yang sehat, dan selalu memikirkan citra tubuh yang tidak realistis.
Banyak orang dengan anoreksia nervosa membatasi jumlah makanan yang mereka konsumsi dan menganggap diri mereka kelebihan berat badan, meskipun sebenarnya sudah sangat kurus.
Anoreksia nervosa bisa memberi dampak buruk pada kesehatan seperti kerusakan otak, kegagalan multi-organ, pengeroposan tulang, kesulitan jantung, dan kemandulan. Risiko kematian pada orang dengan gangguan makan ini pun termasuk paling tinggi.
Gejalanya meliputi:
- Tubuh sangat kurus dibandingkan orang dengan usia dan tinggi badan yang sama,
- Pola makan sangat terbatas, dan
- Ketakutan intens akan kenaikan berat badan dan terus menerus menghindari kenaikan berat badan, meskipun berat badannya kurang.
2. Bulimia nervosa
Orang dengan bulimia nervosa biasanya terlihat berlebihan dalam hal makan kemudian kerap memaksa mengeluarkannya kembali (muntah) secara paksa. Mereka juga biasa melakukan olahraga secara berlebihan, hingga menggunakan obat diuretik.
Seseorang yang menderita bulimia sangat takut berat badan bertambah hingga merasa tidak senang dengan ukuran dan bentuk tubuh.
Dalam jangka panjang, bulimia dapat menciptakan perasaan malu, bersalah, dan kurangnya kendali atas diri sendiri. Hal ini juga menyebabkan masalah pencernaan, dehidrasi parah dan gangguan jantung akibat ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh. Gejalanya seperti:
- Episode makan berlebihan yang berulang dengan perasaan tidak terkontrol,
- Terlalu memikirkan citra diri di mata orang lain dari faktor bentuk tubuh dan berat badan, dan
- Takut naik berat badan, meski memiliki berat badan normal.
3. Binge eating disorder
Individu yang menderita binge eating disorder akan sering kehilangan kendali atas aturan makannya. Berbeda dengan bulimia nervosa, jenis gangguan makan ini tidak menunjukkan perilaku terlalu ekstrem.
Kebanyakan penderita BED mengalami obesitas dan berisiko tinggi memicu kondisi lain seperti penyakit jantung, stroke dan diabetes tipe 2.
4. Pica
Pica adalah bentuk gangguan makan yang melibatkan makan hal aneh seperti kain, kotoran, tanah, kapur, sabun, kertas, rambut, wol, kerikil, deterjen atau tepung maizena. Ini bisa terjadi pada orang dewasa, anak-anak dan remaja.
Banyak kasus, gangguan ini paling sering terjadi pada anak-anak, ibu hamil dan individu dengan gangguan mental.
Seseorang dengan kelainan pica berisiko lebih tinggi mengalami keracunan, infeksi, cedera usus dan kekurangan nutrisi, bergantung pada zat makanan yang masuk.
Meskipun eating disorder bisa diobati, sebaiknya jangan mengabaikan gejala yang muncul. Segera konsultasi ke psikolog atau dokter agar menemukan penanganan yang tepat.
Artikel ini telah ditinjau oleh Ikhsan Bella Persada M.Psi