Tak sedikit bayi baru lahir mengalami penyakit hipotonia. Dalam bahasa medis, penyakit ini disebut tonus otot rendah.
Sehingga, membuat buah hati terlihat lemas dan tidak dapat menekuk siku ataupun lulutnya. Biasanya, bayi yang menderita hipotonia didiagnosis sejak beberapa menit pertama kehidupan.
Namun, ada juga yang terlihat setelah bayi berusia 6 bulan. Untuk itu, diperlukan perawatan khusus agar otot-otot kembali normal.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai bayi hipotonia, yuk simak penjelasan berikut, mom.
1. Tanda bayi hipotonia

Pada umumnya, buah hati baru lahir yang mengalami hipotonia memiliki gerakan lengan dan kaki yang tidak kuat. Namun tak hanya itu, ada pula beberapa tanda atau gejala lain saat bayi mengalami hipotonia, diantaranya:
- Tidak dapat mengontrol kepala
Ketika bayi mengalami hipotonia, bayi tidak dapat mengontrol otot lehernya dengan sempurna. Biasanya, kepalanya mudah terjatuh ke bagian depan, belakang, bahkan ke samping. - Merasa tidak berdaya
Saat mom mengangkat lengan atau kaki buah hati yang mengalami hipotonia, mereka akan terlihat seperti orang tak berdaya. Ini karena, otot-otot yang dimiliki sangat lemas. - Lengan dan kaki menggantung lurus
Biasanya, bayi yang sehat dapat dengan mudah menekuk siku, lutut dan pinggul dengan mudah. Tetapi, bayi hipotonia tidak dapat melakukan hal tersebut. Karena, lengan dan kakinya menggantung lurus. - Keterlambatan dalam pengembangan keterangan motorik kasar, seperti merangkak
- Keterlambatan dalam pengembangan keterangan motorik halus, seperti memegang benda
- Kesulitan berbicara
2. Penyebab terjadinya hipotonia

Kelainan otot lemah dapat terjadi tanpa adanya alasan yang jelas. Dalam bahasa medis, kondisi ini sering disebut dengan hipotonia kongenital jinak.
Namun, setelah menyelidiki lebih dalam mengenai penyakit ini, para dokter sepakat kalau hipotonia dapat disebabkan oleh kondisi yang memengaruhi otak, sistem saraf pusat dan otot.
Selain itu, ada juga penyebab lainnya, misalnya:
- Kekurangan oksigen sebelum atau sesuai lahir
- Gangguan yang memengaruhi saraf
- Cedera saraf tulang belakang
- Infeksi parah
- Achondroplasia atau memiliki lengan yang pendek
Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga si kecil sejak di dalam kendungan. Carannya dengan melakukan hidup dan makan yang sehat, ya.
Cara Merawat bayi hipotonia

Umumnya, banyak sekali perawatan yang dapat dilakukan ketika anak mengalami hipotonia. Namun, kebanyakan orang tua melakukan terapi untuk membentuk otot-otot yang kuat.
Misalnya, terapi duduk tegak, berjalan san mengikuti olahraga khusus menguatkan otot-otot. Selain menguatkan otot, terapi ini juga dapat melatih keterampilan motorik halus si kecil.
Bila kondisi si kecil semakin parah Ia juga diharuskan untuk menggunakan kursi roda untuk mobilitas. Karena, kondisi mereka membuat persendian sangat lentur dan lemas.
Hal terpenting ketika merawat bayi hopitonia yakni kesabaran dan rutin dalam melakukan terapi. Karena, hipotonia memerlukan waktu yang cukup lama dalam penyembuhan.
Untuk menghindari buah hati mengalami kondisi ini, maka lakukanlah hidup sehat dan pola makan yang sehat semasa kehamilan.
Selain itu, juga dapat menghindari hal-hal yang dapat memberikan risiko buruk untuk janin di dalam kandungan. Tak lupa, untuk selalu melakukan konsultasi selama kehamilan, ya.