Tya Ariestya sedang ramai dibicarakan setelah merilis buku diet berjudul “The Journey of #FitTyaAriestya.” Buku tersebut menceritakan pengalaman Tya dalam menurunkan berat badan hingga 25 kilogram dalam waktu 4 bulan saja.
Namun, selang beberapa waktu usai dirilis buku tersebut menuai banyak komentar dan kritik tajam dari masyarakat maupun praktisi kesehatan.
Kritikan itu disampaikan oleh salah satu akun Twitter komunitas ahli gizi di Yogyakarta @gizipedia_id pada Selasa (2/3). Dari keterangan bio, akun tersebut dikelola oleh tiga ahli gizi yakni Hafizha Anisa, S.Gz, Ayu Fauziah, S.Gz dan Yusrina Husnul, S.Gz. Melalui cuitannya, dituliskan thread poin-poin dalam buku yang menjadi sorotan.
“Awalnya bingung, kenapa beberapa pasien mulai tanya ‘Mba, emang sayuran bikin gemuk ya?’ respon pertama, terpikir paling tabu budaya biasa pada beberapa orang. Makin lama, tambah banyak pertanyaan serupa. Sampai akhirnya tahu penyebabnya yaitu sebuah buku diet viral,” tulis akun @gizipedia_id memulai utas lengkap dengan foto buku yang dimaksud, dikutip dari Twitter, Kamis (4/3).
Menurut penjelasan dari akun yang sering membahas kesehatan dan gizi tersebut, ada beberapa statement dari Tya Ariestya di dalam buku yang dianggap tidak sesuai dengan standar kesehatan. Salah satunya menjalankan diet tanpa konsumsi sayuran.
Akun tersebut akhirnya meluruskan beberapa hal agar tidak membuat orang salah kaprah.
“Sebagai ahli gizi, koleksi buku diet keluaran pakar kesehatan sampai artis sudah sangat banyak. Tapi baru kali ini, sangat ingin review buku diet. Karena kesalahapahaman ini harus segera dihentikan,” tulis akun itu.
Berikut ini beberapa poin kontroversi dari buku diet ala Tya Ariestya, dirangkum dari tweet @gizipedia_id:
1. Sayuran menghambat penurunan berat badan

“Halaman buku 41, cantik sekali tertulis quotes. ‘Yes! Dr. Yusri bilang kalau sayur bisa menghambat penurunan berat badan dan aku yang nggak suka sayur senang banget sama statement itu, hehehe. Ditambah penyertaan plus foto dokter dengan snelli, meyakinkan sekali bukan? Padahal ini info tidak tepat lho,” tulis akun tersebut.
Buku tersebut juga menjelaskan mengapa sayur tidak diberikan pada pasien diet. Ternyata, penjelasan Tya dan tim dokternya masih dianggap dangkal dan kurang masuk akal. Bahkan, akun @gizipedia menerangkan poin-poin yang keliru dalam buku.
- Makanan berserat mengganggu bakteri baik dalam tubuh. Statement ini tidak benar. Karena cara kerja serat pangan tidak demikian.
- Bakteri baik yang terganggu tidak menyerap nutrisi penting dari lambung dan usus. Hal ini keliru.
- Makan berserat menyebabkan perut kembung dan diare pada beberapa orang. Ini juga salah karena penyebab kedua penyakit itu bukan serat pangan.
- Salad merupakan sayur mentah yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Ini salah.
- Selulosa menghambat metabolisme tubuh, menurut kajian ilmu gizi tidak benar.
“Sobat vegetarian, ahli gizi dan sejawat tenaga kesehatan pasti menangis baca halaman ini,” terang akun tersebut.
2. Selama diet bebas konsumsi garam

“Pada halaman 55, dituliskan ayam fillet tanpa kulit boleh dimakan dengan bumbu apa pun. ‘boleh pakai garam, bebas malah’. Kecuali terasi, belum dijabarkan alasan ilmiahnya,” tulis pada thread berikutnya.
Menurut akun gizi tersebut, hal ini tidak tepat. Sebab, konsumsi garam selama diet tidak bebas dipakai. Berdasarkan anjuran dari Kementerian Kesehatan, konsumsi garam, gula serta lemak harus dibatasi jumlah konsumsi hariannya.
3. Menu murah diet untuk sekali makan

Dalam buku Tya Ariestya ternyata juga dijelaskan bahwa ibu dua anak tersebut tidak mengeluarkan biaya mahal untuk makanan dietnya. Bahkan, Ia menyebut untuk satu kali makan hanya Rp4350 ribu. Lalu, apa kata ahli gizi @gizipedia_id?
“Di halaman 54-57, ada perhitungan yang menyangkal diet ini mahal. Kalau ayamnya saja murah. Eits! Harga multivitamin, omega 3 dan biskuit diet dalam meal plan kenapa nggak ditulis? Apa betul diet ini murah kalau mengikuti poin A sampai Z persis?”
Setelah menjabarkan cukup banyak kejanggalan yang ada di buku diet Tya Ariestya, akun @gizipedia_id juga menegaskan bahwa pada dasarnya setiap ahli gizi tidak membutuhkan testimoni keberhasilan diet. Sebab tak jarang, testimoni hanyalah bagian dari strategi marketing dan itu tidak berlaku di dunia sains.
Menutup tweet, akun gizi tersebut juga menambahkan bagian akhir pada buku diet ala Tya Ariestya yang menuliskan disclaimer bahwa buku dibuat khusus untuk penulis sendiri. Padahal hal tersebut sangat tidak disarankan mengingat orang-orang yang tertarik menjalani diet tersebut tanpa lakukan konsultasi dengan ahli gizi.
Tak berhenti sampai di situ, ahli gizi juga khawatir, pelaku diet percaya bahwa:
- Sayur itu bikin gemuk
- Makan dibawah kebutuhan BMR itu wajar kalau diet, padahal bahaya
- Gorengan harus pakai airfrayer
- Konsultasi gizi itu mahal
- Diet ini cocok untuk siapa aja
Sepakat dengan hal tersebut akun Twitter Giped juga menyatakan alangkah baiknya melakukan konsultasi dengan ahli gizi maupun dokter sebelum menerbitkan buku.
Karena tak sedikit masyarakat yang akhirnya percaya, kemudian beralih merasa tertipu bahkan memengaruhi kesehatannya akibat diet ekstrem itu.
Bagi, mom yang tertarik menjalani pola diet sehat sebaiknya lakukan konsultasi pada ahli gizi dan dokter mengenai diet yang paling cocok dengan kondisi tubuh.
ARTIKEL MENARIK LAINNYA
- 7 Tips Diet ala K-Pop Idol Perempuan, Transformasi Jihyo Bikin Kaget
- Diet ala Nagita Slavina, Turun 3 Kilo dalam Seminggu
- Berapa Banyak Kalori yang Dikeluarkan Per Hari untuk Diet?
- Jalani Proses Diet Juvis Layaknya Park Bom dan Artis Korea Lainnya
- Tips Sehat Maria Vania agar Punya Tubuh Langsing ala Kpop Idol