Kehamilan dapat terjadi saat sel telur yang telah dibuahi berjalan menuju dinding rahim. Ini hal yang biasanya terjadi.
Namun pada kasus kehamilan ektopik, sel telur yang telah berbuah tidak menempel pada rahim. Justru ada kemungkinan, sel telur menempel di tuba fallopi, leher rahim dan rongga perut.
Permasalahan ini tentu mempunyai gejala, penyebab serta cara mengatasi. Untuk itu, OKEMOM akan memberikan pembahasan terkait apa itu kehamilan ektopik.
Apa saja gejala kehamilan ektopik?

Melansir dari Webmd, mayoritas kehamilan ektopik muncul pada minggu pertama hamil.
Karena itu juga, sering kali perempuan tidak tahu sedang mengalami kehamilan ektopik. Umumnya gejala ektopik menandai adanya mual dan nyeri payudara.
Tetapi, ada hal lain yang menjadi tanda kehamilan ektopik, yakni:
- Pendarahan pada vagina, dari muncul bercak ringan hingga berat.
- Rasa nyeri pada satu sisi perut.
- Kram perut parah.
- Merasa pusing dan pingsan.
- Timbul sakit di bagian bahu, leher dan panggul.
Penyebab dari kehamilan di luar rahim

Hingga saat ini, masih belum ada penelitian atau studi yang menyatakan penyebab kehamilan ektopik. Akan tetapi, terdapat beberapa kondisi kesehatan yang umumnya dikaitkan dengan masalah kesehatan satu ini.
Kehamilan di luar rahim terjadi apabila menjalani gaya hidup, seperti:
- Merokok.
- Adanya peradangan di bagian tuba fallopi akibat infeksi atau kondisi medis sebelumnya.
- Berusia 35 tahun ke atas.
- Pernah menggunakan obat kesuburan.
- Menderita infeksi menular seksual.
Mengutip dari Healthline, ada beberapa kategori yang berpotensi mengalami kehamilan ektopik, seperti orang dengan riwayat endometriosis dan karena penggunaan IUD.
Pada dasarnya setiap individu punya keadaan tubuh yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu melakukan konsultasi bersama dokter agar mengetahui secara pasti mengenai kehamilan di luar rahim ini.
Adakah cara mengatasi masalah kesehatan ini?

Ketika seorang perempuan mengidap kehamilan ektopik, tentu saja hal ini tidak akan mudah dijalani. Harus melewati beberapa pengobatan terlebih dahulu. Cara mengatasi pertama adalah dengan melakukan pengobatan sesuai resep dokter.
Biasanya dokter tidak akan langsung memberikan pernyataan bahwa ibu hamil harus menjalani operasi. Dokter akan memberikan beberapa resep obat untuk mencegah masa ektopik tumbuh secara tiba-tiba.
Salah satu dari obat itu bernama methorexate (rheumatrex). Obat ini memang tidak menyebabkan rusaknya tuba fallopi. Tapi, akan ada kemungkinan jangka panjang tidak bisa hamil saat sudah mengonsumsi obat ini.
Cara kedua, dengan pembedahan. Operasi ini melakukan pemusnahan embrio dan memperbaiki kerusakan internal.
Prosedur tersebut disebut laparotomi. Meskipun tingkat keberhasilan cukup besar, bila terjadi kerusakan selama operasi, tuba fallopi bisa berpotensi diangkat.
Itulah pembahasan mengenai apa itu kehamilan ektopik yang umum terjadi pada ibu hamil. Perlu lakukan pemeriksaan ke dokter mengenai keluhan masalah kesehatan ini.