Salah satu kekhawatiran perempuan dengan mata minus alias rabun jauh adalah pilihan metode melahirkan yang aman bagi keselamatan diri dan bayi dalam kandungan. Pada dasarnya, banyak perempuan yang ingin menjalani persalinan normal.
Tapi, apakah perempuan dengan mata minus bisa melahirkan bayi secara normal?
Apakah ada risiko medis yang mungkin dialami jika harus melewati persalinan normal. Simak ulasan berikut ini.
Ibu hamil dengan mata minus aman atau tidak melahirkan normal?

Mengutip Med Mash, ibu hamil dengan mata minus sebaiknya berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter kandungan terkait pilihan metode persalinan yang aman untuk keselamatan ibu dan bayi.
Ibu hamil yang memiliki mata minus sebaiknya tidak melahirkan secara normal. Alasannya, karena semakin tinggi mata minus di atas 8 maka semakin tinggi pula terjadinya retina kendor atau terlepas dari bola mata.
Dalam dunia medis, kondisi itu disebut ablasi retina yaitu kondisi retina terlepas dari jaringan pendukung di sekitarnya, tepatnya di belakang bola mata. Ini disebabkan karena bertambahnya ekstensi bola mata ke depan yang semakin menipiskan perifer retina secara paksa.
Menipisnya lapisan retina mata dapat menyebabkan retina robek sehingga vitreous (cairan di tengah bola mata) akan merembes ke celah antara retina dan lapisan di belakangnya.
Cairan ini kemudian terakumulasi dan menyebabkan seluruh lapisan retinal terlepas dari dasarnya.Risiko pelepasan retina pada rabun jauh yang parah bisa 15-200 kali lebih tinggi daripada orang dengan penglihatan normal.
Ada berbagai hal yang dapat menyebabkan robeknya retina. Mulai dari peradangan, cedera kepala akibat benturan, tumor, komplikasi diabetes, dan preeklamsia. Kondisi ini juga disebabkan oleh penipisan retina yang membuatnya mudah robek. Biasanya seiring bertambahnya usia, bagian retina ini semakin tipis atau rapuh.
Ablasi retina dapat menyebabkan penglihatan kabur secara tiba-tiba, bahkan sangat rentan mengalami kebutaan mendadak. Tentu kondisi ini berisiko tinggi bagi ibu hamil yang akan melahirkan. Dokter menggolongkan ablasi retina sebagai keadaan darurat medis.

Berkaitan dengan hal tersebut, ibu hamil yang memiliki mata minus ada baiknya tidak melahirkan secara normal karena dikhawatirkan menyebabkan kebutaan. Pendapat ini muncul setelah beberapa penelitian mengaitkan risiko kebutaan dengan persalinan normal.
Salah satunya karena dalam proses melahirkan normal, ibu membutuhkan banyak energi ketika mengejan dan ini berisiko menyebabkan ketegangan pada saraf-saraf mata. Begitu juga dengan tekanan berlebih pada perut maupun dada yang memicu keluarnya retina mata selama mengejan.
Akan tetapi, anggapan bahwa perempuan dengan mata minus tidak mungkin melahirkan secara normal, sejauh ini belum pernah terbukti secara medis. Bahkan, pendapat tersebut belum memiliki bukti ilmiah yang mendukungnya.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Graefe’s Archive for Clinical and Experimental Ophthalmology tidak menemukan masalah pada retina mata saat ibu hamil dengan mata minus melahirkan secara normal. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati 10 perempuan yang pernah mengalami penurunan pada indera penglihatan sampai ablasi retina pascamelahirkan.
Dari studi itu disebutkan apabila ibu hamil ingin melewati persalinan normal, sebaiknya lakukan pemeriksaan kondisi retina mata terlebih dahulu. Jika kondisi retina tidak lemah, maka dianggap aman untuk melahirkan normal.
Sebaliknya, jika kondisi retina sudah lemah meski skala minusnya masih rendah, solusi terbaik dari dokter yaitu dengan melakukan operasi caesar untuk meminimalisir komplikasi lain yang bisa saja terjadi.
Melansir Excimer Eye Clinics, pilihan melahirkan normal atau menjalani operasi caesar sangat tergantung dari aspek kondisi retina, usia ibu yang akan melahirkan, fundus mata dan lain-lain. Dalam banyak kasus, bedah caesar dipilih hanya jika kondisi fisik ibu memang sangat rentan dan dapat mengancam jiwa apabila dipaksakan tetap melahirkan normal.
Nah, demikian penjelasan OKEMOM tentang aman atau tidak melahirkan secara normal bagi ibu hamil dengan mata minus atau rabun jauh. Untuk hal lain berkaitan dengan pilihan persalinan yang aman bagi ibu, bisa konsultasikan langsung dengan dokter ya.