Kesehatan buah hati menjadi prioritas nomor satu bagi seorang ibu. Ketika si kecil sedang sakit, perasaan khawatir meningkat jadi dua kali lipat. Hal ini lantaran, daya tahan tubuh belum berkembang secara optimal sehingga rentan terkena penyakit yang berasal dari bakteri maupun virus.
Sebagai orang tua, pasti ingin anak tumbuh dengan sehat. Namun terkadang, virus atau bakteri memiliki kekuatan ekstra untuk menyerang sistem imun si kecil yang masih lemah. Salah satu penyakitnya yaitu campak atau tampek.
Campak termasuk penyakit berbahaya, melansir dari World Health Organization, Senin (8/1), pada tahun 2018 teradapat 140.000 anak di seluruh dunia terjangkit campak. Tentunya, orang tua semakin merasa was-was.
Supaya lebih paham lagi dengan campak, simak informasinya di bawah ini. Mulai dari penyebab hingga cara mengatasinya. Semakin dini mengetahui ciri, maka semakin cepat pula mom melakukan pencegahan terbaik.
Penyebab

Campak disebabkan oleh virus bernama paramyxovirus yang tersebar melalui udara maupun cairan seperti bersin atau batuk.
Belum ada yang tahu tepatnya kapan virus ini ditemukan, namun vaksin pertama untuk campak diperkenalkan di tahun 1963 di Kanada. Artinya, tampek telah lama menghantui para ibu dan anak-anak jauh sebelum vaksin tersedia.
Perkembangan virus terjadi pada paru-paru lalu menyerang sistem kekebalan. Virus ini terbawa ke organ lain seperti hati, ginjal, mata hingga kulit sehingga menyebabkan ruam merah di sekujur tubuh. Ruam ini tidak terasa gatal, hanya saja jumlahnya terlihat banyak.
Gejala awal campak

Di saat anak sedang aktif bermain bersama teman, terkadang sulit dikontrol. Sehingga, mom tidak menyadari dari mana anak tertular virus serta gejala awal.
Setelah terpapar virus, ciri atau tanda muncul secara bertahap dan berlangsung selama kurang lebih 23 hari. Oleh sebab itu, mom harus memerhatikan setiap gejala yang timbul diantaranya:
- Demam tinggi
- Flu
- Batuk
- Dehidrasi
- Menggigil
- Mata merah dan berair
- Pegal seluruh tubuh
- Ruam yang dimulai dengan putih lalu memerah
Ketika suhu badan di atas 40 derajat celcius, maka perlu berjaga-jaga sebab gejala campak bisa memicu komplikasi lain seperti kejang, kebutaan, radang otak hingga infeksi teliga dan pernapasan.
Pencegahan

Cara terbaik mencegah penyakit campak yaitu memberikan vaksin secara rutin mulai dari usia 9 bulan hingga 2 tahun. Sebaiknya pastikan tidak ada satu jadwal vaksin yang terlewati.
Anggapan bahwa anak masih terlalu kecil menerima vaksin sampai menunda vaksinisasi, merupakan keputusan berisiko. Sebab, imun yang belum kuat mudah terserang bakteri dan virus. Tak perlu khawatir karena vaksin yang diberikan sudah aman karena telah melewati beragam uji coba.
Cara mengatasi

Saat ruam mulai menjalar ke seluruh badan, ada beberapa cara untuk mengatasinya setelah melakukan vaksinisasi.
Umumnya ketika si kecil mengalami tampek, Ia akan dehidrasi. Oleh sebab itu, selalu pastikan anak tidak kekurangan cairan dan usahakan kebutuhan vitamin A terpenuhi lewat konsumsi buah seperti melon atau apel.
Selain itu, tetap mandikan si buah hati dengan air hangat untuk menjaga kebersihan diri, hindari terpapar udara dingin dan jauhkan dari keramaian supaya tidak kembali menularkan pada orang lain.
Risiko penularan

Campak sangat berisiko pada anak di bawah usia lima tahun selain itu pada ibu hamil risiko juga sama besar. Jumlah kematian akibat campak mencapai 140.000 lebih jiwa di seluruh dunia. Penularan yang mudah ini menyebabkan kerabat dengan rentang usia 50 ke atas rentan terpapar.
Setelah mengetahui seputar penyakit campak pada anak, mom nggak perlu khawatir lagi. Segera lakukan konsultasi ke dokter lakukan pemberian vaksin. Setelah diberikan, si kecil akan terlindungi dari penularan campak.