Autisme merupakan kelainan yang terjadi pada spektrum otak, gangguan ini biasa dikenal dengan ASD (Autism Spectrum Disorder). Istilah tersebut juga merujuk pada gangguan spektrum lainnya. ASD memengaruhi kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi. Sehingga, mereka terlihat berbeda dengan anak sebayanya.
Di Indonesia, kasus autisme mengalami peningkatan, tetapi hingga saat ini masih banyak yang belum paham penyebab hingga cirinya. Bahkan, ada yang menyamakan dengan down syndrom padahal sangatlah jauh berbeda.
Sebagai orang tua penting memahami tentang autisme, ciri yang kadang tidak disadari jadi faktor kelainan sulit disembuhkan. Penanganan sedini mungkin menjadi peluang keberhasilan merawat anak spesial ini, yuk simak informasinya.
1. Penyebab autisme
Penelitian tentang autisme sudah banyak dilakukan, namun belum ada yang mampu membuktikan penyebab pastinya. Walaupun begitu, para peneliti sepakat bahwa beberapa hal di bawah ini jadi faktor peningkat risiko autisme, seperti:
- Memiliki kerabat atau orang yang mengidap autisme
- Kenalinan genetik
- Terpapar virus
- Terpapar polusi dan racun
- Ibu hamil yang memiliki pola hidup tidak sehat
- Kekurangan nutrisi
- Lahir dengan berat badan rendah
- Kehamilan kembar
Lingkungan tempat anak bermain ternyata mampu mengembangkan perilaku autisme. Sedangkan pemberian vaksin tidak berdampak apapun pada kelainan spektrum.
2. Ciri-ciri anak mengidap autisme
Sebagai orang tua, ada baiknya mulai memerhatikan perilaku anak. Meski umumnya perilaku autisme bisa diketahui sejak bayi tetapi sebagian menunjukannya ketika beranjak dewasa. Anak autisme cenderung kesulitan dalam mengekspresikan diri maupun menyampaikan pendapatnya.
Perubahan kecil yang bisa dilihat misalnya, sering menghindari kontak mata, tidak peka ketika namanya dipanggil, menjadi agresif dan menyendiri, tidak memahami perintah sederhana, sensitif terhadap cahaya atau suara serta melakukan gerakan berulang. Walaupun ciri tersebut terjadi pada si kecil, jangan langsung self diagnose ya mom.
3. Kategori anak autisme
Spektrum autisme awalnya didiagnosis dengan gangguan seperti, gangguan autistik, sindrom asperger, gangguan disintegrasi dan kemampuan meresap informasi.
Autisme spectrum disorder terbagi lagi menjadi lima tipe untuk membedakan anak-anak spesial. Hal ini untuk memudahkan orang tua dalam memberikan penanganan yang tepat.
- Anak dengan atau tanpa gangguan intelektual
- Anak dengan atau tanpa gangguan bahasa
- Memiliki kaitan dengan kondisi genetik atau lingkungan
- Menunjukan gangguan saraf, mental dan perilaku lainnya
- Mengidap catonia
Diagnosis akan dijalankan dengan beragam proses tes dan hanya dilakukan dengan yang ahli. Diagnosis pertama perlu mom ingat agar tidak perlu melakukan diagnosis ulang.
4. Mendiagnosis autisme
Mendiagnosis anak autisme dilakukan melalui beragam tes yang juga dikombinasikan dengan serangkaian tes diantaranya, skrinning ASD, tes DNA penyakit genetik, evaluasi perilaku, tes visual dan audio dan kuesioner pengembangan. Tes tersebut dijalankan oleh tim spesialis termasuk psikolog dan ahli patologi anak.
5. Tips penanganan
Tak ada obat untuk autisme, cara terbaik yaitu dengan memberikan perhatian ekstra serta perawatan khusus. Bentuk perawatan ASD mulai dari analisis perilaku terapan, terapi okupasi, terapi perilaku kognitif, pelatihan kemampuan sosial, intervensi dini, terapi wicara-bahasa hingga manajemen perilaku.
Dan, terkadang butuh waktu cukup lama bagi anak untuk menyesuaikan diri dengan metode pilihan.