Mengajak anak berjalan-jalan merupakan cara terbaik membangun ikatan. Memberikan suasana baru bisa memperbaiki suasana hati dan meningkatkan kehangatan keluarga. Area rekreasi sering jadi pilihan para orang tua ketika ingin mengajak buah hati berlibur. Banyaknya ragam permainan dengan atraksi seru memanjakan mata.
Namun, ternyata ada risiko membawa si kecil ke tempat yang ramai, yakni risiko tersesat. Hampir setiap tempat hiburan melaporkan kejadian anak hilang dari pengawasan orang tua pada musim liburan.
Sebagai orang tua kita perlu melakukan tindakan pencegahan dengan mengajari apa saja yang bisa anak lakukan ketika terpisah. Beberapa cara tersebut telah OKEMOM rangkum dalam pembahasan di bawah.
1. Ajari anak menyebutkan nama lengkap
Usia di atas tiga tahun anak sudah mulai pandai berbicara, alangkah baiknya mom mengajari dan mengenal nama lengkap bukan hanya nama panggilan.
Saat tersesat dia mungkin bingung, apalagi jika suasana di tempat tersebut dipenuhi oleh banyak orang. Hal ini bisa jadi berkah sekaligus bumerang bagi si kecil.
Anak bisa meminta bantuan kepada orang yang berlalu lalang, biasanya orang tersebut lebih dahulu menanyakan nama setelah itu baru tempat tinggal. Jika anak tidak tahu namanya sendiri, bagaimana dengan orang lain.
Kalau si kecil belum bisa mengingat nama lengkapnya mom bisa memberikan kartu informasi mengenai anak yang tertempel atau tergantung di lehernya.
Anak di bawah dua tahun mungkin akan kesulitan untuk ditanyai informasi penting sebab itu, memakai kartu identitas bisa membantu dalam pencarian buah hati.
2. Berdiam diri di tempat
Di tengah kondisi ramai orang, misalkan di tempat perbelanjaan atau tempat rekreasi. Katakan pada anak supaya berdiam diri di tempat, jangan langsung berlarian mencari orang tua.
Pasalnya, bisa saja, orang tua kembali untuk mencari anak di area terakhir mereka terlihat. Jika sampai dua hingga tiga jam belum ketemu, barulah pergi untuk mencari bantuan.
Namun ada yang perlu diperhatikan mom, walaupun meminta bantuan ajari juga untuk berhati-hati dengan orang asing. Cobalah meminta tolong kepada orang yang membawa buah hati atau langsung pegi ke tempat security di sekitar.
3. Memanggil orang tua dengan keras
Teriakan anak-anak sering mengganggu indera pendengaran, namun di saat genting teriakan mampu menjadi penolong. Saat dihadapkan dengan sesuatu yang menarik, tak sadar orang tua melepas pengawasan kepada anak.
Di sinilah peran teriakan, suara teriakan tersebut akan menarik perhatian orang tua dan orang lain. Sehingga tidak perlu waktu lama bagi mom dan suami mencari buah hati.
Tetapi hindari bepergian ke tempat yang sepi bersama anak, karena kalau tersesat cukup sulit menemukan si kecil apabila kesasar. Cara lainnya dengan memakaikan anak pakaian bewarna cerah, supaya menarik perhatian.
4. Mencari titik temu atau pusat bantuan
Mengajak si kecil berekreasi atau berbelanja di musim liburan, butuh pengawasan ekstra. Sudah pasti akan terjadi peningkatkan jumlah pengunjung di dua tempat tersebut. Sedikit orang tua lengah anak bisa hilang dari pandangan.
Sebelum menuju tempat tujuan usahakan memberitahu anak tempat penting seperti pos keamanan, pusat bantuan supaya jika tersesat Ia bisa menuju ke sana.
Biasanya di area perbelanjaan ada pusat informasi, di mana saat ada anak hilang, pemberitahuan akan disampaikan lewat microphone yang terdengar hampir seluruh mall.
Setelah mengetahui kalau anak hilang dari pandangan dan genggaman, mom dan suami harus jeli mendengar segala pemberitahuan, jangan sampai si kecil menunggu lebih lama.
5. Pertimbangkan menggunakan alat bantu
Alat yang bisa digunakan seperti pluit atau jam tangan. Saat anak tersesat, dia bisa meniup pluit sekencang-kencangnya. Perkembangan teknologi sudah sangat canggih, begitupula pada penggunaan jam tangan untuk melatih anak agar tidak tersesat.
Saat ini jam tangan sudah memiliki fitur gps, jadi apabila anak berada di luar jangkauan, mom hanya perlu melihat keberadaan si kecil lewat smartphone.Â